Thursday, December 01, 2016

Dolan Magelang

Setelah ikutan outing ke Magelang pada tanggal 9 Oktober 2016 buat rafting di sungai Elo, weekend 26-27 November, kembali aku dan Angie ke Magelang! Meski kita menuju lokasi yang sama -- kawasan Borobudur -- tentu saja kita mengunjungi lokasi-lokasi yang berbeda. :)

Sabtu 26 November 2016

Ini adalah turing naik motor kedua setelah kita ke Lasem di bulan Mei 2015. Dan, kali ini kita juga berempat, aku berboncengan motor dengan Angie, Fitri -- sobat Angie sejak duduk di bangku SMP -- memboncengkan Ranz. Kita meninggalkan kawasan Banjirkanal Barat sekitar pukul 13.45. Suasana masih cukup panas, sang mentari bersinar cukup terik. Kita sampai Ungaran sekitar pukul 14.20, dimana Angie berhenti untuk membeli sarung tangan. Mendung tebal mulai menggayut di sebelah Barat. Ranz menolak tawaranku untuk mampir di satu warung untuk makan siang.

Gerimis mulai turun ketika kita mulai mengikuti kelokan-kelokan Jambu.

Beberapa kali melewati kawasan ini naik sepeda, kali ini naik motor rasanya cepat sekali. Hahahahahah ... Meskipun  tanjakan Jambu tetap terasa panjang. :D

Sekitar pukul 16.00 kita sampai di alun-alun Magelang. Aku memutuskan untuk berhenti disini untuk makan dan beristirahat. Selain tentu saja aku memberikan kesempatan pada Angie untuk menikmati alun-alun Magelang. :)

Jelang pukul 17.45 kita meninggalkan alun-alun. Kita langsung menuju kawasan Borobudur. Mungkin kita sudah lelah, dan suasana yang dingin gegara hujan yang datang dan pergi, kita sempat tersesat, memilih jalan yang justru jauh membuat kita terpaksa memutar. :D

Malam ini kita menginap di hotel Ardian, penginapan yang pernah aku dan Ranz sambangi waktu gowes ke Borobudur untuk Waisak  Waktu itu kita tidak menginap disini, karena mahaaaal. :D Jika di "musim" Waisak kamar non AC berharga Rp. 500.000,00, kali ini kita dapatkan harga setengahnya, Rp. 250.000,00. Kita ambil 2 kamar, dengan diskon Rp. 50.000,00. Untuk dua kamar yang kita inapi, kita cukup membayar Rp. 400.000,00. (satu kamar ukurannya lebih kecil, yang satu agak besar.)

Aku, Ranz, dan Angie sempat keluar sebentar untuk makan malam, sedangkan Fitri lebih memilih molor. :)

Minggu 27 November 2016

Kita meninggalkan penginapan -- tanpa mandi terlebih dahulu LOL -- sekitar pukul 04.15, menuju Punthuk Setumbu. Untunglah pagi itu tidak turun hujan, meski malamnya turun hujan. Meski 3 tahun telah berlalu, Ranz masih ingat jalan menuju Punthuk Setumbu dengan baik. (padahal malamnya, kita sempat hampir tersesat. LOL.)

Meski dalam perjalanan, jalanan yang kita lewati sepi, ternyata sesampai di tempat, disana sudah ramai. Sudah banyak motor yang terparkir di tempat parkir.

Berbeda dengan 3 tahun yang lalu, 'trekking' kita kali ini cukup mudah. Kita ga perlu khawatir bakal melewati trek berlumpur karena oleh masyarakat sekitar, trek menuju puncak Punthuk Setumbu telah dibuat tangga-tangga yang memanjakan.

Pagi itu sinar matahari tak langsung terlihat setelah terbit di ufuk Timur. Untunglah mendung ga kerasan terus menerus menutupi sang mentari, mengabulkan harapan orang-orang yang pagi-pagi telah meninggalkan kenyamanan tempat tidur mereka untuk berburu view sunrise. Seperti kita berempat lah. :D

Dari omongan-omongan yang kita dengar dari orang-orang yang ada disitu, sebenarnya Gereja Ayam -- yang sedang ngehits setelah dijadikan lokasi syuting film AADC 2 -- terletak tak jauh dari Punthuk Setumbu. Namun, jika kita melanjutkan jalan kaki kesana, berarti kita harus balik lagi mendaki Punthuk Setumbu untuk mengambil motor yang kita parkir di tempat parkir Punthuk Setumbu. Itu sebabnya kita balik ke penginapan.

Sebelum sampai penginapan, aku dan Ranz mampir ke satu minimarket untuk membeli cappuccino buatku dan Angie dan coklat buat Ranz. Sementara itu, Angie dan Fitri memilih berputar-putar sebentar, dimana mereka ternyata kemudian "menemukan" lokasi Camera House. Yuhuuuu.

di puncak Camera House

Sekitar pukul 08.00 kita meninggalkan penginapan. Setelah sarapan di satu warung soto, kita langsung ke Camera House. Kita ga lama-lama disini karena setelah ini kita akan ke Gereja Ayam. Dari sana, kita akan menuju kawasan Kopeng, menuju hutan pinus Kragilan.

Satu hal yang mengecewakan kita adalah ketika kita bertanya pada orang lokal arah menuju Gereja Ayam -- kita yakin kita sudah lumayan dekat dengan lokasi yang kita tuju, mungkin hanya sekitar 500 meter -- orang lokal itu enggan memberikan petunjuk. Sebagai ganti, orang itu bilang, "Mari kita antar. Cukup bayar Rp. 30.000,00" Weleeeehhh ... Karena kesal, Ranz memutuskan untuk tidak jadi ke Gereja Ayam. Kita langsung meninggalkan kawasan Borobudur menuju Mertoyudan. Kita janjian dengan Radit disana. Radit lah yang akan mengantar kita menuju Kragilan.


To be continued.

IB 20.45 01-12-2016