Monday, May 23, 2022

Ke Cirebon Mei 2022

 

di depan rumah Tangkil

Setelah 3 tahun berlalu, aku dan keluarga tidak bisa dolan ke Cirebon -- disebabkan pandemi covid 19 tentu saja -- akhirnya bulan Mei 2022 ini kami sekeluarga bisa meluangkan waktu untuk kesana; tentu saja agenda utama kami menengok makam kakak tercinta, Yusdi Podungge.

 

Sabtu 14 Mei 2022

 

Pagi-pagi aku menyiapkan bekal untuk kita santap di jalan; menu yang mudah saja dan semua suka: mie goreng, telur dadar dan ayam goreng.

 

Sekitar pukul 08.10 kami sekeluarga meninggalkan rumah. Satu hal yang lupa kami lakukan: membiarkan satu lampu di dalam rumah -- misal di ruang tengah -- untuk tetap menyala agar tidak ketahuan bahwa rumah kosong. Tapi, 'untungnya' Sabtu malam itu ada acara syawalan yang diselenggarakan di depan rumah persis. Jadi lumayan 'aman' lah untuk malam itu. Dan, beda dengan saat kami ke Cirebon tahun 2019, kami menginap 2 malam disana, kali ini kami hanya menginap disana semalam.

 

Alhamdulillah perjalanan kami lancar. Kami sengaja mampir di satu rest area, yang dikenal sebagai Rest Area 260B Heritage-Banjaratma. Selain butuh meluruskan kaki, ke toilet, yang paling utama -- bagiku dan Angie -- adalah foto-foto. Yeay. Lol. Sayangnya dua keponakan sedang kurang enak badan, jadi mereka tidak ikut jalan-jalan di bagunan eks pabrik gula itu. Kami juga memakan bekal yang kami bawa disini.

 




 

 

Setelah merasa cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan ke Cirebon. Karena tak satu pun dari kami yang mengenal jalan di Cirebon, lol, setelah keluar dari jalan tol, dengan menggunakan bantuan gmap, pelan-pelan kami mencari arah menuju tempat tinggal (eks) istri kakak di daerah Tangkil.

 

You know how I felt? Meski aku termasuk jarang menengok kakak di Cirebon -- jika dibandingkan dengan dua adikku -- entah mengapa aku merasa seperti going back home. Apalagi setelah sampai rumah yang ditinggali kakak dan istrinya -- setelah rumahnya sendiri dikontrakkan dan kemudian dijual -- aku benar-benar merasa seperti pulang ke rumah sendiri. Tapi, kedua adikku memutuskan tidak ingin merepotkan mbak Tien -- nama (eks) kakak -- maka kami malam itu tidak menginap disana, kami telah booking 3 kamar hotel yang terletak di daerah Jl. Siliwangi.

 

Setelah beramah-tamah sebentar, mbak Tien mengantar kami ke hotel tempat kami menginap agar kami bisa beristirahat dan mandi.

 


 

 

Sekitar pukul 16.00 mbak Tien menjemput kami dan menemani kami ke makam Kasinengan. Dari sana, kami ke RM nasi jamblang Ibu Nur. Masih bernuansa lebaran, jadi ya maklum jika situasinya ramai. Tapi tak seramai saat kami kesini di tahun 2019, yang antri ambil makan sampai mengular keluar gedung, hingga kami pindah ke nasi jamblang di Pelabuhan.

 



 

 

Usai makan sore, kami ke alun-alun Kejaksan, karena dua keponakan pingin bermain-main. Nah, kesempatan aku dan Angie berfoto-foto. Hihihi … Tapi kami tidak lama disini. Sekitar pukul 18.00 mbak Tien sudah mengantar kami balik ke hotel.

 

Minggu 15 Mei 2022

 

Sekitar pukul 06.30 mbak Tien menjemput kami dan mengantar kami ke stadion BIMA, dimana biasanya orang-orang Cirebon berolahraga -- jogging di track yang mengitari stadion -- atau sekalian belanja karena disana banyak juga orang-orang berjualan berbagai macam barang plus sarapan.

 

Pagi itu mbak Tien mengajak sarapan di satu warung lesehan yang berjualan nasi pecel, lontong opor dan nasi gudeg. Aku memilih menu nasi pecel, Riska pesan nasi gudeg, yang lain lontong opor, termasuk Angie.

 

Usai sarapan dan jalan-jalan di track jogging secukupnya, sekitar pukul 08.00 kami pulang ke hotel, untuk istirahat, mandi, dan packing.

 








 

 

Pukul 12.00 kami sudah meluncur ke arah Tangkil, pamitan dengan mbak Tien. Pukul 14.00 kami sudah otw ke Semarang, setelah makan siang di satu rumah makan sebelum masuk jalan tol.

 

Otw, kami mampir di rest area Gringsing Kendal untuk 'buang hajat' di toilet. :)

 

Menjelang maghrib kami telah sampai rumah, safe and sound. Alhamdulillah.

 

PT56 11.51 24/05/2022