Tuesday, August 20, 2024

Jepara, We are coming! Day 2

 


Minggu 18 Agustus 2024 Pantai Kartini & Pulau Panjang

 

Semalam suara gaduh dari luar penginapan tetap terdengar sampai midnight! Ini berarti aku belum bisa terlelap sampai tengah malam. Ini salah satu excuse mengapa meski alarm berbunyi pukul lima pagi, aku lanjut molor sampai jam enam. Ha ha …

 

Saat aku melongok ke luar kamar sekitar jam 06.15, di tempat parkir penuh sepeda motor yang terparkir. Entah jam berapa orang-orang yang naik motor-motor itu datang datang semalam, karena ketika kami kembali ke kamar, tempat parkir di depan penginapan itu masih kosong!

 

Jujurly, aku ingin lanjut molor lagi, lol, tapi, aku kok ya pengen jalan-jalan sampai 'ujung' ya? Akhirnya aku mengajak Ranz jalan-jalan sampai ujung. Di sebelah 'sana' ternyata sudah ada beberapa warung makan yang sudah buka, sudah menyiapkan tikar untuk alas duduk dan 'bean bag' untuk pengunjung di pinggir laut. Mereka menawari kami untuk mampir, tapi Ranz yang tidak biasa sarapan sepagi itu tentu menolak. Aku sendiri merasa ga nyaman jika langsung mampir, lha Angie masih molor di penginapan.

 

Menjelang jam 7 kami sudah balik ke penginapan, lalu mandi agar jam 8 sudah siap untuk menyeberang ke Pulau Panjang. Ternyata Angie sudah melek dan jalan-jalan di sekitar penginapan.

 

Jam 8 kami sudah sampai dermaga perahu untuk menyeberang ke Pulau Panjang. Satu orang membayar tiket Rp. 30.000,00. Di sini, Deven dihitung sama dengan yang dewasa. Hoho … Kebetulan sebelum kami membeli tiket, sudah ada satu keluarga yang membeli tiket -- suami istri dan 2 anak yang masih kecil-kecil, lebih muda ketimbang Deven yang berusia 10 tahun tahun ini. So, kami pun langsung diberangkatkan naik perahu Sapta Pesona, ga pakai nunggu.

 

Perjalanan memakan waktu hanya 15 menit. Meski belum ada jam 9 saat kami sampai Pulau Panjang, panas sang mentari sudah terasa sangat menyengat! Jadi rada malas mau foto-foto di pinggir pantai dengan pasir putih dan laut yang airnya berwarna biru itu, malas kalau pulang-pulang warna kulit sudah keling. Wakakakakaka … padahal ya sebenarnya ingin nyemplung air, seperti waktu main ke Gili Ketapang. 'Sayangnya' di Pulau Panjang tetap belum ada penginapan, nampaknya. Jika ingin menginap di sini -- agar bisa main di pantai berpasir putih di sore hari agar warna kulit tidak mendadak keling -- terpaksa ya tetap camping, seperti pengalaman kami di tahun 2016.

 


To our surprise, di dekat pantai tempat kami dulu camping, sudah banyak warung-warung makan (di tahun 2016 lalu, masih sangat jarang!) dan banyak tenda yang nampak terpasang di 'camping ground' situ. To our disappointment, mereka yang camping di situ nampak jorok banget. Hikss … Well, resiko sih jika banyak orang yang camping. Jadi ingat di tahun 2015 waktu aku dan Ranz ke sini, area untuk camping itu masih kosong, terasa luas untuk berlarian sambil foto-foto. Sekarang? Boro-boro dah.

 

Meski begitu, aku menikmati warung-warung yang sudah ada. Mereka menyediakan tikar-tikar di dekat pantai, di bawah pohon-pohon, jadi lumayan sejuk. Angie yang sudah kelaparan, langsung bilang mau sarapan. Dia memilih menu indomie goreng + telur, aku memilih lontong pecel, Deven nasi goreng, sedangkan Ranz memesan indomie goreng + telur setengah matang. Ternyata setelah datang, bukan telurnya yang dimasak setengah matang, melainkan indomie-nya yang dimasak setengah matang, lol.

 

Deven nampak sangat menikmati main pasir sampai-sampai dia ga segera sarapan jika tidak kami paksa.

 

Pukul 10.30 aku sudah mengajak beranjak dari situ, untuk jalan-jalan 'masuk hutan'. Seingatku, hutannya itu dulu cukup sejuk sehingga jika kita berjalan-jalan, ga akan terlalu terpanggang sinar matahari. Well, tentu ada bagian yang rada gersang, tapi masih terhitung sejuklah. Sekarang? Tetap terasa panas!

 


 

Kami tidak jalan jauh-jauh, karena aku pikir kami masih butuh beristirahat di penginapan, ngadhem setelah kepanasan. Setelah sampai di satu gardu pandang, kami berhenti, foto-foto, lalu kembali ke dermaga, untuk kembali ke Pantai Kartini.

 

Setelah menyeberang balik ke Pantai Kartini, Angie minta dibeliin es teh. Untunglah teh yang dijual di dekat dermaga itu rasanya lumayan, ketimbang es teh yang kubeli di pantai Bandengan, terasa banget itu pakai air tanah, bukan air mineral, karena rasanya rada-rada asin. Hikss …

 

Pukul 11.30 kami kembali ke penginapan. Aku dan Angie mandi, Deven juga karena dia kan main di air laut. Lalu kami packing. Jam 12.30 kami meninggalkan penginapan, karena sudah ditanya yang jaga, "mau nambah menginap semalam lagi atau mau keluar?" lol.

 

Karena kami memesan travel untuk kembali ke Semarang pukul 14.00, kami duduk-duduk di yang jualan minuman dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Panjang, karena rasa tehnya lumayan. Sambil menunggu, Ranz dan Deven nyewa motor trail mainan.

 

Pukul 13.35, Ranz sudah mengajak keluar dari kawasan Pantai Kartini, menuju spot yang ditunjuk sopir travel kemarin, untuk menunggu dijemput. To our surprise, di sana banyak sekali mobil yang terparkir. What are those people doing? Or waiting? Ternyata o ternyata, mereka adalah sopir taksi online -- yang kali itu bekerja offline, tanpa menggunakan aplikasi -- yang menunggu penumpang/turis yang turun dari kapal ferry dari Karimun Jawa. Aku sempat ditawari, tapi karena kami sudah buking tiket travel, aku tolak.

 

And … to our disappointment, armada travel yang kami pesan -- semeru -- tidak kunjung datang bahkan sampai lebih dari jam 14.00. Ranz yang sudah buking tiket travel jam 17.00 untuk kembali ke Solo sudah nampak resah dan uring-uringan. Akhirnya armada travel itu datang jam 14.15. Tapi, saat sopir menyebut nama-nama penumpang, nama kami berempat tidak disebut. Semua penumpang itu adalah mereka yang baru pulang dari Karimun Jawa.

 

Aku pun mendesak bertanya pada sang sopir apakah masih ada armada lain dari semeru? Jawabnya, ada, sedang otw ke Pantai Kartini. Oke. Kami tunggu.

 

7 menit kemudian, ada armada lain datang. Entah mengapa feelingku mengatakan kayaknya kami ga bakal terangkut lagi nih. Di sekitar kami masih banyak orang-orang yang baru turun dari kapal. And … it was true! Nama kami berempat tidak dipanggil lagi. Saat aku bertanya kepada sopir, dia bilang dia tidak tahu apa-apa, kami diminta bertanya pada CS.

 

Aku pun kepikiran untuk naik taksi online saja, agar tiket travel Ranz ke Solo tidak hangus. Tapi, sekaligus meminta Ranz kalau bisa me-reschedule keberangkatannya, dari pukul 17.00 ke pukull 18.00. well, aku tahu biasanya travel Arag** itu sering fully-booked, but who knows. Ye kan? Akhirnya Ranz pun berhasil reschedule, dan … pihak CS travel semeru minta maaf ke Ranz karena nama kami berempat tidak tercantum dalam travel keberangkatan jam 14.00 dengan alasan ada satu armada yang rusak. Dan kami ditawari untuk refund. Uteke!!!

 

'untunglah' masih banyak mobil taksi offline di sekitar kami. Akhirnya kami pulang ke Semarang dengan naik mobil taksi itu, dengan biaya Rp. 450.000,00 sampai di Taman Kasmaran. Kami meninggalkan Pantai Kartini sekitar pukul 15.00, dan sampai di Taman Kasmaran pukul 17.10. Syukurlah.

 

Ini hari Selasa 20 Agustus. Aku masih menunggu proses refund uang yang sudah kami bayarkan.

 

PT56 15.09 20/08/2024

 

Jepara, We are coming! Day 1

 



Sabtu 17 Agustus 2024 Pantai Kartini & Pantai Bandengan

 

Mumpung aku dan Ranz libur di hari Sabtu ini, weekend ini kami pilih untuk dolan ke Jepara. Namun karena Deven harus ikut upacara 17-an terlebih dahulu di sekolah, Deven dan Ranz baru berangkat dari Solo jam 09.00. Mereka sampai pool travel Ara*** di Taman Kasmaran Semarang sekitar jam 11.00. Kami janjian di pool travel di Jl. Imam Bonjol sekitar jam ini. Travel yang kami naiki ke Jepara menyediakan pemberangkatan setiap dua jam sekali, dari jam 10.00 lalu jam 12.00, lalu jam 14.00 dan seterusnya.

 

Travel yang kami naiki meninggalkan pool travel di IB tepat pada pukul 12.00. Perjalanan lancar, alhamdulillah, meski sempat harus melewati dua titik perbaikan jalan yang membuat kami harus berhenti untuk sesaat. Ini kami sudah sampai di kawasan Kabupaten Jepara. Kami sampai di pintu gerbang masuk Pantai Kartini pukul 14.00. Tepat seperti yang aku harapkan.

 

Untuk masuk kawasan Pantai Kartini, kami membayar Rp. 30.000,00 untuk 3 orang. Deven yang masih dianggap anak-anak ternyata gratis. Alhamdulillaaah. Biasanya kami naik sepeda masuk kawasan pantai ini, kali ini kami berjalan kaki, mana matahari sedang panas-panasnya, berjalan menuju homestay KOTA BARU terasa cukup melelahkan, lol.

 

Semula Ranz buking satu kamar VIP dengan harga Rp. 325.000,00 yang cukup untuk kami berempat. Ternyata, kamari ini terletak di lantai 2. 'Sayangnya' tangga yang dipakai naik ke lantai 2 bukan tangga yang 'established', terbuat dari kayu, yang membuat Ranz khawatir jika kudu naik turun, aku akan kesusahan. Maka, kami bertanya apakah ada kamar lain di lantai 1 yang bisa kami pakai berempat. Akhirnya, kami pindah ke 2 kamar yang terletak di luar, dengan menambah biaya Rp. 100.000,00. Saat aku dan Ranz menginap di sini tahun 2015, kami juga menginap di satu kamar, yang pada weekend ini dipilih oleh Angie untuk kami berdua. Ranz dan Deven di kamar sebelah kami.

 

Bagiku pribadi, yang membuatku kurang nyaman di kamar lantai 2 -- meski kalau dilihat sekilas, kamarnya jauh lebih nyaman karena luas -- ada beberapa laki-laki yang menginap di kamar lantai 2 yang dengan nyaman nongkrong di kursi lorong dengan bertelanjang dada.

 

Setelah resmi check-in, istirahat sebentar di dalam kamar sembari ngadhem, Angie mengajak keluar untuk mencari es teh. Aku putuskan hanya beli 1 cup saja, karena aku sedang mengurangi minum manis. Dan … ternyata rasanya ya … yaaah … C sajalah. Ho ho … Kemudian kami menuju Kura-Kura Ocean Park, dimana para pengunjung bisa menikmati akuarium yang berisi beraneka spesies ikan dan penyu. Angie penasaran ingin melihat di dalamnya. Namun, sebelum masuk, aku bilang sebaiknya kami menawari Deven, mungkin dia ingin masuk juga. Maka, kami pun keluar, kembali ke penginapan yang hanya terletak 25 meter dari situ. Kebetulan, pas Deven dan Ranz menuju ke Kura-Kura Ocean Park. So? Kami langsung bersama menuju lokasi penjualan tiket. Satu tiket untuk orang dewasa Rp. 18.000,00 untuk anak-anak Rp. 13.000,00. untuk kami berempat -- 3 dewasa 1 anak-anak -- kami membayar Rp. 67.000,00.

 

Itu sekitar jam 3 sore. Kami berencana berangkat ke pantai Bandengan sekitar pukul 4 sore. Ranz khawatir jika kami terlalu asyik di Ocean Park, rencana ke pantai Bandengan bakal keteter. O tentu tidaaak! Aku yang sangat ingin ke pantai Bandengan kok, ingin main di pantai berpasir putih! Karena kami buru-buru, kami tidak lama-lama memutari Ocean Park, ini pun hanya di lantai 1. kami tidak menyempatkan diri ke lantai 2.

 

Keluar dari Ocean Park, ternyata Ranz tergoda untuk naik sepeda motor 'trail' ukuran anak-anak. Harga sewanya Rp. 25.000,00 'sebosannya'. Ho ho …

 

Kami sudah balik ke penginapan sekitar pukul 15.45. aku menyempatkan mandi terlebih dahulu karena tubuh rasanya lengket berhubung keringatan: hawa panas sekali! Sementara itu, Angie diajak si penjaga homestay untuk 'menjemput' sepeda motor yang satu lagi di pantai Bandengan! Beberapa hari sebelum kami ke Jepara, aku sudah bertanya-tanya tentang sewa motor ini. Si penjaga menyanggupi menyediakan 2 sepeda motor untuk kami sewa sejak jam 4 sore sampai jam 9 malam dengan biaya sewa Rp. 100.000,00.

 

 

Jam 16.15 kami sudah meluncur menuju Pantai Bandengan. Aku memboncengkan Deven, Angie memboncengkan Ranz. Menurut google map, Pantai Bandengan terletak sekitar 4 kilometer dari Pantai Kartini. Untuk mengetahui jaraknya, aku menyalakan strava. Ternyata strava menunjukkan angka 6,7 kilometer dari homestay Kota Baru Pantai Kartini, sampai di ujung paling Barat Pantai Bandengan. Keinginan memotret sunset di ujung Barat pantai mengalahkan keinginan main-main di area pasir putih. Haha … ya sudah, gapapa. And we were blessed! Sunset sore itu sangat sempurna! Kami bisa memandang matahari yang utuh bundar perlahan-lahan turun di balik Bumi belahan Barat.

 

FYI, untuk masuk Pantai Bandengan, kami diminta membayar Rp. 30.000,00, Deven yang masih anak-anak dianggap 'invisible'; ini kata Angie. Haha …

 

Kami meninggalkan Pantai Bandengan jam 18.00. Kami langsung menuju arah alun-alun, tempat aku dan Ranz 'biasa' makan malam dengan bumbu ikan bakar srepeh. Karena Angie tidak suka ikan bakar, kami pesan 1 ikan untuk dibakar dengan bumbu srepeh, 1 ikan goreng, dan 1 udang asam manis buat Deven. Untuk minum, kami ambil 2 botol air mineral 600ml, dan 1 gelas es teh untuk Deven. Plus 2 porsi nasi, kami membayar Rp. 307.000,00. duh, jebule larang rek! Awokawokawok …

 

Setelah selesai makan malam, kami langsung menuju penginapan. Ini sekitar pukul delapan malam.

 

Malam itu, aku ga mandi lagi, karena sore sudah mandi sebelum berangkat ke Pantai Bandengan, Angie mandi. Demikian juga dengan Ranz dan Deven. Sebelum tidur, aku mengajak Ranz jalan-jalan ke 'ujung' area Pantai Kartini, yang selama ini belum pernah kami 'injak'. Perasaan dulu itu setelah Kura-kura Ocean Park, tidak ada apa-apa lagi ke arah 'sana'. Sekarang banyak warung makan. Kebetulan di halaman Kura-kura Ocean Park, ada rombongan orang yang sedang latihan menari dengan iringan lagu 'Sajojo'. Dan, masih banyak anak-anak yang 'beredar' yang keliling-keliling dengan naik 'trail' maupun 'scooter' di kawasan itu.

 

Sebelum jam setengah sepuluh, kami balik ke penginapan. Saatnya istirahat!

 

To be continued.