Tuesday, August 20, 2019

Menengok kolam renang di tengah hutan


Menengok kolam renang di tengah hutan




Dua tahun telah berlalu ketika saya dan Ranz bike-trekking ke Curug Semirang yang terletak di desa Gogik, Ungaran. Well, bagi saya pribadi -- dan yakin banyak orang lain lagi yang merasakan hal yang sama -- berjalan di tengah 'hutan' itu ngangenin. (Memahami 'keluhan' beberapa organ tubuh, saya mengerti bahwa trekking di tengah 'hutan' sudah cukup buat kebutuhan memanjakan mata dengan hehijauan di depan mata, dan ga sampai kudu mendaki gunung.)


Sebenarnya keinginan mengajak Angie trekking ke Semirang telah saya rasakan sejak beberapa bulan yang lalu. Namun keinginan itu hanya terpendam pada sebatas keinginan di hati, (atau di pikiran ya? Lol) sekitar 2 minggu yang lalu saya 'menemukan' postingan menarik di satu akun instagram: gambar sebuah kolam renang yang terletak di bawah pepohonan nan rimbun.  Saya melengak jauh lebih heran ketika tahu bahwa kolam renang itu terletak di Curug Semirang. Lah, curug ini kan 'tempat main' saya dan Ranz? (hihihi … ngaku-ngaku!) Saya langsung 'ngetag' Ranz di postingan itu, dan … sama seperti saya, Ranz pun penasaran.


Voila … ga perlu pake nunggu lama, Ranz langsung mengajak saya kesana. Dan karena saya ingin mengajak Angie, kali ini kita ga 'bike trekking'.


Sabtu 17 Agustus 2019


Pagi itu saya mengikuti upacara bendera yang diselenggarakan oleh kawan-kawan Semarang Onthel Community di area Tugumuda. Upacara 'baru' dimulai sekitar pukul 09.00 setelah 'ketua abadi' SOC datang, Om Bob Riza. :)


Pukul 10.50 baru kita berempat (saya, Ranz, Angie, dan Fitri) berangkat menuju Ungaran. Jalanan ternyata padat dengan kendaraan bermotor. Kita baru terbebas dari kepadatan itu setelah belok kanan menuju desa Gogik, setelah meninggalkan jalan utama menuju Bawen.


Dalam perjalanan menuju tempat parkir, ow em jiii, saya lupa bahwa jalan yang kita lewati cukup tinggi tanjakannya dan panjang. Duh, tahun 2015 dan 2017 dulu kok saya bisa ya? Meski harus beristirahat beberapa kali dalam perjalanan, saya ingat saya tidak sampai TTB. Kok bisa ya? Hahahahah …


Pukul 12.00 kita telah sampai di tempat parkir sepeda motor. Melihat banyak motor diparkir disana, Ranz menyatakan keheranannya. "Tumben ramai nih." Lah, dua kali terakhir kita kesini, tahun 2015 dan 2017 kita melakukannya di hari Jumat, 'hari kerja' untuk kebanyakan orang. Ya maklum kalau sepi. :)


Jalan setapak dari tempat parkir menuju loket penjualan tiket masuk telah mengalami perbaikan, bukan lagi berupa jalan yang dipenuhi dengan batu kerikil kecil-kecil, namun sudah berpermukaan halus. Di tahun 2017 tiket masuk masih Rp. 5000,00 per orang. Kali ini harga tiket masuk Rp. 9000,00, naik empat ribu rupiah. Kenaikan ini saya tengarai disebabkan telah disediakannya kolam renang yang memang nampak eksotis karena terletak di bawah pepohonan rindang itu.


Setelah membeli tiket, kita berjalan hanya kurang lebih 25 meter, di sebelah kanan telah terlihat kolam renang yang menarik perhatian saya itu. Kolam renang yang kedalamannya mencapai 1 meter itu terlihat lumayan penuh dengan anak-anak yang bermain air dengan riang gembira.










"Mama itu mau trekking atau mau berenang?" tanya Angie waktu saya bilang ke dia ingin mengajaknya ke Semirang karena telah dibangun kolam renang. Aha … tentu saja saya kesini ingin trekking. Kolam renang bagi saya bukan kancah bermain air, namun berenang untuk berolahraga. Dengan kondisi kolam yang tidak terlalu luas namun penuh dengan anak-anak bermain air bukan pilihan saya untuk nyemplung. Meski, ya, saya ingin sekali melihat kolam ini dengan mata kepala saya sendiri, dan mengabadikannya di kamera hape yang saya miliki, bukan hanya melihat fotonya di instagram milik orang. :)


Tidak lama kemudian kita mulai trekking menuju curug. Di jalan, kita bertemu dengan banyak rombongan yang sudah dalam perjalanan kembali. Salah satu rombongan itu menyapa sambil menyemangati, "Hayo semangat mbak … perjalanan masih jauh!" sambil mengepalkan tangan udara tanda "kamu kuat!"


Berjalan di bawah pepohonan menuju air terjun Semirang ini menyenangkan; lebih banyak area teduh ketimbang yang tertimpa sinar matahari yang panas, dikarenakan 'hutan' yang masih cukup lebat.


Kurang lebih satu jam kemudian kita sampai di lokasi air terjun alias curug. Sebenarnya jarak dari tempat parkir menuju air terjun hanya kurang lebih 1 kilometer, namun karena trek yang naik turun 'tangga' (alami?) tidak mudah dilewati, kita butuh waktu satu jam.









Sesampai air terjun. Saya lihat ada dua warung sederhana yang buka. Saya ingat tahun 2017 dulu sama sekali tidak ada orang jualan, padahal saya dan Ranz kehabisan bekal air minum, membuat saya 'terpaksa' minum air dari curug karena kehausan dan tidak ingin dehidrasi. Lol. Kali ini kita membawa bekal 3 botol air minum, dan sedikit cemilan. Meskipun begitu, kita mampir di satu warung untuk memesan es teh. Usai minum di warung ini, saya mengajak Ranz dan Angie mendekati air terjun untuk foto-foto. (Fitri nampaknya sempat terlelap sejenak di bangku panjang warung itu. Kasihan, mungkin dia benar-benar kurang tidur.) namun tak lama kemudian Fitri menyusul. Dia bahkan berganti baju dan berendam beberapa saat di air di bawah air terjun.


Pukul 14.15 kita mulai berjalan kembali menuju kolam renang. Sesampai sana, Angie mengajak mampir di satu warung untuk ngemil sesuatu. Kita memesan es florida orange, Angie juga memesan mie (instan) goreng plus telur. Saya dan Ranz memakan nasi bungkus yang dibagikan seusai upacara bendera paginya. Sementara Fitri membeli gendar pecel di warung lain karena di warung tempat kita nongkrong telah kehabisan gendar pecel.


Lebih dari pukul 16.00 kita telah sampai rumah lagi. Alhamdulillah.


Kapan lagi mengajak Angie kemana ya?


LG 10.20 19-Aug-2019

No comments: