Friday, March 28, 2008

Jumat 28 Maret 2008

Mumpung libur dari kantor, setelah jemput Angie pulang sekolah pukul 11.30, aku mengajaknya ke KAMPUNG NASI, tempat aku pernah makan dua kali, diajak oleh Rahma, one workmate of mine. Pertama kali aku kesana bareng Rahma, and I loved the atmosphere, plus harga yang lumayan terjangkau buatku, aku sudah kepengen mengajak Angie makan di sana kapan-kapan. But berhubung KAMPUNG NASI libur pada hari Minggu, dan buka hanya pukul 07.00-15.00, aku harus menunggu term break dari kantor, baru bisa nraktir Angie ke sana.
Empat hari kemarin aku sibuk ngikut training di kantor, so meskipun Angie juga libur sekolah selama tiga hari--karena kakak kelasnya sedang try out ujian akhir--aku belum bisa ngajak Angie ke sana.
Di KAMPUNG NASI, aku memesankan Angie 'nasi timbel' berhubung Angie ga tahu dia mau pesan apa. Aku sendiri pesan ayam bumbu asam manis. Untuk minuman, Angie pesan es shanghai, aku pesan es teler. Setelah sang waitress pergi, Angie bertanya kepadaku,
"Tadi ada menu 'nasi goreng kolonial', tapi dari gambarnya kok kayak nasi goreng biasa. Kenapa juga diberi nama 'kolonial'?"
"Do you want to order it, honey?" tanyaku agak menyesal karena Angie tadi ga bilang apa-apa waktu sang waitress menunggu kita mau pesan apa.
"Engga kok, Ma. Cuma heran aja dengan namanya," jawab Angie.
"Or will you like it if we come here again tomorrow, after school? You can oder that menu," I proposed an idea.
Angie tertawa lebar.
"Bagaimana kalau kita coba semua menu yang ada? Setelah itu kita pindah ke rumah makan yang lain?" jawabnya. LOL.

*******

At 1pm, Angie was supposed to get additional lesson, TOEIC Preparation at school, but Angie said she didn't want to attend it. Ya udah, kita jadinya santai aja menikmati makanan kita.
"Entar sebelum pulang Angie mau fotocopy dulu ya Ma? Di dekat rumah kita ada ga sih?" tanya Angie.
"Bukannya di dekat sekolah Angie ada fotocopy center?"
"Males ke situ Ma. Yang kerja di situ ga ramah sama sekali, selalu cemberut. Ga pernah sekalipun tersenyum."
"I sometimes think that being a photocopy center worker is a very boring thing to do. The job is not challenging at all, as well as boring." kataku sembari menirukan lagak seseorang sedang fotocopy: berdiri di samping fotocopy machine, mengulak-alik lembaran-lembaran kertas. Begitu melulu, dari pagi sampai sore/malam.
Angie ketawa melihatku bertingkah seperti itu.
"Do you know what people did in the past before the photocopier was invented?"
Angie diam saja, sembari berusaha membayangkan bagaimana orang-orang zaman dulu menyalin sesuatu. "Did they rewrite it?" tanyanya.
"Exactly! You know some law firms sometimes needed copies of some important documents so they asked someone to rewrite it. People working like that were called THE SCRIVENER. I remember once I read a short story entitled BARTLEBY THE SCRIVENER by Herman Melville. At the end, the character committed suicide because of feeling bored and pessimistic looking at the world. In short, the story is like that."
Angie ngikik mendengarnya. Apalagi waktu aku bilang, "Mana dia matinya berdiri menghadap tembok lagi!"

*******


From KAMPUNG NASI, I invited Angie to drop by at warnet, mumpung liburan, aku puas-puasin ngenetnya, setelah sekian luamaaaaaaaa ... aku jarang ngenet. :)

KPDE 15.12 280308