Tuesday, May 26, 2015

Turing ke Lasem

Untuk pertama kali, aku mengajak Angie 'turing' dengan naik sepeda motor. Ini juga pengalaman pertama bagiku turing naik motor, setelah biasa bikepacking alias turing naik sepeda (lipat) sejak tahun 2011. (Check my blog here). Ga jauh-jauh amat sih, ke Lasem. Jarak Semarang - Lasem (berdasarkan speedometer) kurang lebih 140 kilometer. But still, karena ini adalah pengalaman pertama, tentu perjalanan ini terasa sangat exciting dan challenging.

Dalam perjalanan ini kita berempat naik dua sepeda motor, Angie berboncengan dengan Fitri, salah satu sobatnya sejak SMP, (FYI, Fitri sudah beberapa kali turing naik motor, so this is not her first experience), sedangkan aku dan Ranz berboncengan di motor lain.

Waktu berangkat dari Semarang, Kamis 14 Mei 2015, seperti rencana, aku memboncengkan Ranz sedangkan Fitri memboncengkan Angie. Setelah sarapan garangasem di Kudus, Angie gantian memboncengkan Fitri dengan alasan Fitri tidak bisa naik motor pelan, padahal aku ga bisa ngebut. LOL. Selepas Pati jelang Juwana posisi ini berubah, aku diboncengkan Angie, sedangkan Ranz membonceng Fitri karena aku ngantuk. LOL.

Sesampe Rembang, yang pertama kita sambangi adalah makam Ibu Kartini. Ini tidak termasuk itinerary-ku, Fitri yang ingin kesini, tapi tentu aku tidak keberatan. :)

Dari makam Ibu Kartini kita lanjut ke Lasem. Setelah mampir istirahat dan shalat di masjid agung Lasem yang terletak di pinggir jalan raya pantura, kita ke sentra kuliner lontong Tuyuhan, di kawasan Tuyuhan untuk makan siang yang kesorean.

Tujuan berikutnya adalah Pasujudan Sunan Bonang karena butuh memotret lokasi ini untuk keperluan sesuatu. Dari sana kita ke hotel Tasiksono yang terletak di satu pom bensin. Istirahat sekaligus mandi agar segar kembali.

Malamnya kita ke jalan utama Lasem yang terletak tak jauh dari masjid agung untuk makan malam.

Di hari kedua, Jumat 15 Mei 2015, Fitri terpaksa pulang ke Semarang terlebih dahulu karena ada pekerjaan yang menantinya. Usai mandi dan packing, kita meninggalkan hotel menuju masjid agung, tempat aku janjian dengan mas Bowo yang akan menemani kita ke vihara Ratanavana Arama dan Rumah Candu. Angie dan Ranz berboncengan naik motor, aku naik bus. Untunglah Mas Bowo datang bawa motor sehingga aku ga perlu nyari ojek, aku cukup membonceng mas Bowo. :)

Setelah mas Bowo mengadakan koordinasi yang diperlukan, kita menuju vihara Ratanavana Arama sekitar pukul 10.00. Dari sana kita ke Rumah Candu pukul 11.00.

Jelang pukul 12.00 Angie sudah berada dalam bus kembali ke Semarang. Aku berboncengan dengan Ranz meninggalkan Lasem pada jam yang sama. Karena Ranz khawatir aku bakal mengantuk lagi dalam perjalanan, kita mampir ke satu tempat setiap sekitar 30 kilometer. LOL. Dari Lasem, kita mampir ke sebuah minimarket yang terletak di satu pom bensin kawasan Kaliori. Disini aku minum secangkir cappuccino, Ranz makan mie instan cup.

Pemberhentian berikutnya adalah Pati, kita mampir ke satu tukang rujak, untuk minum Ranz memesan es degan aku es gempol. Di Kudus kita mampir ke satu sentra kuliner jagung dan bakwan jagung bakar. :) Pertama kali aku mencicipi bakwan jagung bakar yang diberi topping sambal rujak. Yummy! :)

Di Demak kita mampir ke sebuah mini market, saat aku ngopi lagi. :)

Kita sampai di Babah Tiam, tempat biasa aku nongkrong bersama beberapa teman di Jalan Imam Bonjol pukul 19.00. 7 jam dari Lasem ke Semarang! xixixixixixi ...

Berikut beberapa foto jepretan Ranz. :)

LG 11.51 27/05/2015

















perhatikan bentuk lontongnya :)







makam Putri Cempo

petilasan Sunan Bonang

rombongan peziarah yang datang setelah kita usai







patung Siddharta Gautama (Sang Buddha) yang sedang bermeditasi dalam perjalanan mencapai 'awakening'





candi Sudhammo Mahathera


penampakan Rumah Candu dari depan


banguna di bagian belakang Rumah Candu

lubang tempat dulu menyelundupkan candu


makam Captain Liem yang dibunuh oleh Belanda karena membantu perjuangan masyarakat Lasem waktu itu


siap kembali ke Semarang :)

Wednesday, April 29, 2015

My Lovely Star, Sang Anugerah Terindah

Enam tahun telah berlalu ...

(check this post, will you?)

 

Enam tahun lalu aku menulis beberapa 'stages' penting perjalanan hidup Angie, oh no, perjalanan hidup kita berdua. :) Dan ... tibalah 'stage' penting berikutnya: Angie wisuda! Yay!

 

Di awal Angie kuliah -- kebetulan dia memilih fakultas yang menurutku juga sangat menarik -- aku sempat berkata pada diri sendiri bahwa aku akan menemaninya belajar.

 

(hah! padahal waktu duduk di bangku SD - SMP - SMA aku ga pernah melakukannya. LOL. I have been very blessed to have her as my one and only daughter karena ga pernah aku harus mengawasinya belajar waktu duduk di bangku sekolah. Maklum, pekerjaanku sebagai guru les Bahasa Inggris yang tiap malam justru sibuk berbagi ilmu dengan anak-anak lain, sehingga di rumah Angie harus belajar sendiri. Aku cukup mengingatkannya, "Belajar itu buat Angie sendiri, buat masa depan Angie. Bukan buat Mama." Dan Angie menyadarinya bahwa yang kukatakan itu benar adanya. Maka jika kadang beberapa teman bercerita mereka harus mengawasi anak-anak mereka belajar, atau sekedar mengerjakan pe-er, aku tidak pernah harus melakukan itu. 😄 )

 

Konon di fakultas Psikologi seseorang akan belajar tentang karakter seseorang, sekaligus mungkin mengkaji mengapa seseorang bisa berkarakter seperti itu. Hmmm ... jika dilihat dari sudut ini, nampaknya ga jauh beda fakultas Psikologi dengan fakultas Sastra, terutama ketika kita mengkaji karya-karya sastra dan mempelajari satu tokoh yang menarik, mengapa karakternya begitu, dll. Itu sebab aku ingin menemani Angie belajar, mendiskusikan satu kasus atau teori, atau apa lah itu.

 

Kenyataannya ternyata tidak seperti itu. Aku tetap sibuk bekerja, dan juga ... sepedaan. LOL. Waktu yang kuluangkan untuknya pun kian sempit, meski jika kita kebetulan punya waktu bersama, kadang kita gunakan untuk membahas sesuatu, yang kita hubungkan dengan beberapa teori yang dia pelajari di kampus.

 

Aku sudah lupa kapan Angie mulai konsentrasi ke skripsinya. I sucked when realizing bahkan topik utama skripsinya apa aku ga begitu ngeh, boro-boro ikut membantunya membahas sesuatu. Kesulitannya dengan dosen pembimbing yang kurang helpful padanya (konon dosen-dosen fakultas Psikologi 'terkenal' killing sehingga jika di fakultas-fakultas lain mahasiswa sangat mungkin lulus kurang dari delapan semester, di fakultas Psikologi boro-boro daaah) bahkan tak pernah Angie keluhkan padaku. Untunglah dia dikitari teman-teman kuliah yang sangat sayang, perhatian, dan peduli padanya. (Where was I? I was busy with myself. 😞 )

 

Bahwa Angie akhirnya menyelesaikan skripsinya pun aku tidak tahu. Out of the blue dia bilang ke aku, "Mama ... besok Angie ujian skripsi," pada tanggal 26 Februari. I almost didn't believe to hear that. Dan ... pada tanggal 27 Februari itulah dia mempertanggungjawabkan skripsi yang dia tulis di depan dewan penguji, saat yang dulu pernah aku harapkan aku akan bisa menungguinya but due to my work, I could not do it.😕

 

Setelah melakukan revisi di bulan Maret, awal April pun Angie mendaftar wisuda. And her graduation day was on April 28 (syukuran wisuda fakultas yang diselenggarakan di Ballroom Rama Shinta Hotel Patrajasa) and on April 29, at Professor Sudarto building, Tembalang.

 

I am always proud of you, my daughter, as I always love you.

 

CN 07.39 30/04/2015