Saturday, September 23, 2006

Angie



This picture was taken on September 6, 2006, at SWAGAYA photo studio Citraland Semarang.

Wednesday, September 20, 2006

SNBI

SNBI = Sekolah Nasional Berstandar Internasional

Sejak ajaran tahun 2006/2007, SMAN 3 Semarang dipercaya untuk menyelenggarakan program SNBI. Tentu pemerintah tidak sembarang tunjuk untuk menyelenggarakan program ini, untuk di Salatiga yang terpilih adalah SMAN 1 Salatiga. Hanya sekolah terbaiklah yang dipilih oleh pemerintah untuk menyukseskan program yang cukup bergengsi ini. Masih ada beberapa sekolah lain lagi di Indonesia ini, but I didn't really pay attention to it.

Resiko dari SNBI pertama yang kurasakan adalah monthly school fee yang relatif mahal untuk ukuran sekolah negeri di Semarang. Angie harus bayar Rp. 150.000,00 perbulan. Karena Angie sering harus spend time sampe sore di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekskul ini itu, resikonya adalah aku harus memberinya uang saku tambahan untuk makan siang di sekolah (bandingin waktu aku masih SMA dulu, jarang banget aku makan siang di sekolah. Pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah, gak boleh lingering di manapun. Sesampe rumah, makan siang, kalo ada acara lagi di sekolah, baru berangkat lagi.)

Fasilitas yang diterima Angie. Ruang kelas ber-AC. Setiap kelas dilengkapi oleh LCD.

"Resiko" yang harus dihadapi Angie. Lima pelajaran disampaikan dalam Bahasa Inggris--Mathematics, Physics, Chemistry, Economics, and Biology. Satu mapel--TIK--juga disampaikan dalam Bahasa Inggris karena guru pengampu barusan lulus kuliah S2 dari Australia. LOL. (Angie and her friends complained about this to me. LOL.) Nilai minimal dianggap lulus adalah 75. Kurang dari itu? Harus ambil REMEDY. Dan, menurut hasil UHT (Ulangan Harian Terstruktur???) kemarin, dari 16 mapel, Angie harus mengambil remedy 9 mapel. LOL. LOL.

Banyak teman sekolah Angie yang diomeli orang tuanya karena hasil UHT yang jeblok. Dan seperti biasa, aku adem ayem saja, buat apa juga ngomel? Angie sendiri tentu lelah dan kecewa dengan hasil itu. Kenapa pula harus kutambahi dengan omelan? Satu hal yang pasti, ketika mengejar untuk diterima di SMAN 3 Semarang, dan tahu bahwa mulai tahun ini diberlakukan SNBI, Angie harus sudah tahu resikonya bahwa dia tidak bisa take things as easy as when she was at junior high school. She has to work hard.

Perenunganku adalah apa tujuan pemerintah ketika launching program SNBI ini? Untuk mencetak generasi mendatang yang lebih cakap untuk menjawab tantangan globalisasi di masa depan? Hanya dengan menyampaikan kelima mapel itu dalam Bahasa Inggris, yang pada prakteknya justru menimbulkan confusion? Sang guru yang belum tentu capable dalam Bahasa Inggris dan dipaksa untuk mengajar dalam Bahasa Inggris? Para murid yang tambah bingung untuk memahami apa yang disampaikan oleh sang guru yang belum capable to speak English? LCD yang belum aku ketahui apakah benar-benar difungsikan secara maksimal untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan ekskul? Kecuali ruang ber-AC yang membuat siswa nyaman berada di kelas (Semarang is too damned hot!!!), sehingga diharapkan bisa lebih berkonsentrasi ke guru yang sedang mengajar di kelas, asal tidak menjadi mengantuk saja. LOL.

Masih terlalu dini untuk mengukur seberapa keberhasilan/kegagalan program SNBI ini. Tapi seperti biasa ketika ada satu program pendidikan baru, siswa yang sering menjadi korban, orang tua siswa juga.

jdc 18.48 200906

Monday, September 18, 2006

Test

test ... test ...

Saturday, September 16, 2006

PENSAGA

PENSAGA = pentas seni SMA 3 Semarang.
Yup, hari ini 16 September 2006, SMA 3 Semarang menyelenggarakan pentas seni. Aku ga begitu yakin tapi buat apa diselenggarakan pentas seni semacam ini selain untuk membuat siswa-siswinya memiliki kegiatan dan membuat mereka bahagia. Sekaligus juga untuk promosi ke seluruh masyarakat Semarang khususnya bahwa salah satu kegiatan yang dimiliki oleh SMA 3 adalah menyelenggarakan pentas seni. :)
Jadi ingat ketika aku masih di SMA dulu--aku juga bersekolah di sini--pentas seni selalu dilaksanakan tanggal 1 November, untuk merayakan ulang tahun sekolah. Sebelum itu, diselenggarakan beberapa lomba antar kelas dengan pentas seni sebagai puncak acara. Diselenggarakan selalu tanggal 1 November karena biasanya kemudian para alumni yang ingin bernostalgia akan datang ke sekolah pada tanggal tersebut. Tidak perlu ada undangan, tidak perlu ada pengumuman di koran misalnya. Dan setelah Angie bersekolah di sini, baru tahu aku bahwa pentas seni tidak lagi diselenggarakan tanggal 1 November.
Aku bilang ke Angie kalo aku ingin datang nonton pentas seni ini. Tidak hanya sebagai nyokapnya Angie, tapi juga sebagai alumni, kepengen bereuni, paling tidak dengan gedung sekolah yang telah mengalami perombakan di sana sini dan guru-guru yang hadir. Sayangnya ternyata Angie tidak setuju dengan ideku untuk ikut hadir. :( Waduh ... kali pertama aku ditolak "ikut-ikutan" acara Angie. :((
Semula dia ngotot agar aku tidak datang. Setelah beberapa kali aku merayunya, akhirnya di bilang, "Oke, Mama boleh datang, tapi Mama ngajak teman sendiri deh, jangan kayak lalat ngikutin Angie kemana aja." wakakaka ... Sayangnya aku yang sering tidak sociable ini, tidak punya ide siapa yang akan kuajak. :( Kedua adikku sibuk dengan acara mereka sendiri. Kalo aku pergi menghadiri acara seperti ini, aku harus datang dengan seseorang yang membuatku merasa nyaman bersamanya, bisa nyambung kalo ngobrol, dan bukannya malah debat kusir. LOL. It is very okay for me to come alone, dengan duduk manis di pojok, ato dimana sajalah, menikmati kesendirianku, sambil menikmati pentas seni. Tapi Angie tidak mengijinkanku, karena dia khawatir aku bakal jadi "lalat" itu. LOL. Huaaaaaaaaa ... Teganya si Angie ini. LOL. Padahal banyak siswa SMA 3 yang mengambil English course di LIA, tentu aku agak ngetop juga di situ. LOL. Bakal banyak lah yang menyapaku nanti (sok jadi selebritis... LOL). Tapi, ya itulah, akhirnya aku memutuskan untuk tidak datang. I will spend my Saturday evening dengan nulis di blog, baca messages di mailing list, dan chat dengan Abangku seorang yang sayangnya berada ribuan km dariku. Kalo dia berada di Semarang tentu akan kuseret dia menemaniku. LOL.
Setelah itu, aku akan menjemput Angie sekitar jam 9pm. Itu aja Angie protes, bilang, "Mama, acara belum selesai kalo jam 9! Jemputnya jam 10-an." Aku bilang, "Well, honey, Mama entar nunggu di pelataran parkir deh, ato dimana begitu. Oke? I will not disturb you until the program is over. Ok?"
Oh well, anak belasan tahun ... LOL. Aku sudah lupa whether I behaved like Angie when I was around her age. LOL.
JDC 16.50 160906

Wednesday, September 13, 2006

Angie's protest

me 😝

 Waktu menunjukkan pukul 6.45pm tatkala aku dan Angie memasuki kedai “Kahuripan”. Suasana kedai tidak terlalu ramai, hanya kulihat dua pasang laki-laki dan perempuan di meja di tengah ruangan, dan satu pasang lain di pojok sebelah Barat. Penerangan ruangan yang temaram membuatku langsung merasa tersegap keromantisan. Angie memilih duduk di pojok sebelah Timur, meja yang memang khusus hanya untuk dua orang.


Ketika waitress datang, Angie memilih steak ayam dan cappuccino milkshake, sedangkan aku memilih kwetiau goreng spesial dan orange juice.


Sembari menunggu makanan siap dihidangkan, kemudian kita makan bersama, Angie tak henti-hentinya bercerita tentang teman-teman sekolahnya, juga ketika dia menghadapi oral examination di LIA yang baru saja dia selesaikan sebelum kita bersama menuju kedai Kahuripan. Saat-saat yang sangat kunikmati ketika kita eating out berdua, Angie selalu terlihat bright-eyed tatkala bercerita kepadaku tentang segala hal yang dia alami.


Setelah selesai makan, Angie langsung mengajak pulang. Sebelum keluar, aku membayar dulu di kasir. Kasir bertanya ramah padaku, “Itu putrinya mbak?”
“Iya, dia dulu bersekolah di SMP N 1 di seberang jalan itu, makanya dia tahu kedai ini.”

*****


Kita sampai di rumah sekitar jam 7.30. Begitu masuk kamar, Angie dengan kesal bertanya, “Mama tadi ngeliatin ga dua perempuan berjilbab yang duduk di tengah ruangan waktu kita masuk?”


“Iya Mama liat tadi, tapi ga merhatiin banget sih. Ada apa?”


“Matanya waktu ngeliatin Angie kayak mata polisi yang menginterogasi pesakitan aja. Pasti karena dia liat Angie masih pake seragam sekolah. Mana ada anak sekolah masih keluyuran malam-malam pake seragam sekolah? Kalo ada, tuh anak pasti bukan anak yang beres, yang suka keluyuran kemana-mana sepulang sekolah, dan tidak langsung pulang ke rumah!”


Serentak aku ingat kasir yang bertanya padaku, “Itu putrinya mbak?” apakah dia pun berpikiran yang sama seperti yang dituduhkan Angie kepada dua perempuan berjilbab itu?


Well, ini adalah pengalaman kedua kita berdua, Angie masih berseragam sekolah, dan kuajak makan malam di salah satu rumah makan. Yang pertama dulu Angie juga komplain ketika beberapa orang di rumah makan itu memelototinya dan memandang ke badge sekolahnya.


Untuk menenangkannya, aku bilang, “Honey, I am your mother. Angie pergi jam segini sama Mama. Dan kita langsung mampir ke rumah makan dari LIA karena praktis saja, dibandingkan kita harus pulang ke rumah dulu, ganti baju, terus keluar lagi untuk makan. And I know exactly what you have been doing since morning. And you know what you are doing. Don’t care what other people think about us. Bisa mati berdiri kita kalau selalu mikirin omongan orang, what the hell they are thinking about us.”
“But Mom, don’t blame me if that judgmental look from those nosy guys bothers me.”


“Fine. But don’t think of it too much, okay? Remember, we are what we think, we are what we do, and not what other people think, not what other people accuse.”


Telepon yang berdering di ruang tengah menghentikan pembicaraan kita. Angie langsung menghambur keluar, dan asik ngobrol dengan temannya lewat telepon.


This sucking society, with those sucking judgmental people... And they are my fellow citizens in Indonesia.😜


PT56 07.49 140906

Wednesday, September 06, 2006

Angie libur 2 hari



Hari ini Angie libur sekolah, besok juga. Sekolahnya dipakai untuk Olimpiade Sains. Selain SMA N 3 Semarang, juga SMA N 1 Semarang.

 

Mumpung Angie libur, kuajak saja dia jalan-jalan. Acara(ku) hari ini:

 

Pagi jam 7 ke kantor sebentar, to punch the attendance card. (well ... well ... kayak pegawai pabrik aja ... hahahaha ...) Mampir ke kantorku yang terletak di lantai 10, untuk ngecek email dan blogs. But, ups ... the internet was not accessible. :(

 

Dari kantor ke Paradise Club, ikut erobik sekitar 50 menit. (I came late.)

Dari PC, pulang ke rumah, mandi, sarapan, dan siap-siap jalan sama Angie.

 

Dari rumah aku dan Angie ke salon dekat rumah, creambath. Udah kurang lebih sebulan, i didn't have my hair creambathed.

 

Dari salon, aku dan Angie ke Citraland Mall. Pertama, kita ke lantai dua, ke SWAGAYA photo studio. Narcist-nya lagi kumat. LOL. Pertama aku pilih yang foto untuk berdua (horizontal) 4 kali, Rp. 30.000,00. Aku dan Angie foto bareng dua kali. Trus, aku foto sendiri, dan Angie foto sendiri. Posisi, duduk, ga bisa berdiri. But, then aku inget, Abangku pengen liat fotoku yang kelihatan perutnya. wakakaka ... Jangan ngeres yah pikirannya. wakakaka ... Dia heran waktu aku cerita hari Sabtu yang lalu, I had lunch at 12.30. Trus, di kantor ada klepon di atas meja pukul 13.30, tak embat. LOL. Jam 16.00 ada sebiji kroket di atas meja, aku embat juga. LOL. (FYI, di kantorku, kalo ada makanan terletak di atas meja, itu berarti makanan tak bertuan, alias milik bersama. LOL.) Denger ceritaku dia tanya, "Kok kamu ga gemuk Na?"

 

"Kan aku olah raga Bang." jawabku. (I do aerobics, fitness, and also swim almost everyday if I have spare time every morning.)

 

"Aku mau lihat fotomu yang keliatan perutnya dong Na, ga cuma wajah doang." LOL.

"Ah gampang sih Bang, ngecilin perut waktu difoto," aku bilang. LOL.

 

Nah, itulah awal dari cerita aku ngajakin Angie ke SWAGAYA, meskipun sebenarnya udah lama juga Angie pengen foto. Lagi kumat tuh hobby difotonya.

 

Balik lagi ke waktu di SWAGAYA photo studio. Setelah foto 4 kali yang horizontal, aku bilang ke Angie pengen yang vertical. Aku datang ke pegawainya lagi, dan minta foto yang vertikal.

 

Si empunya (kayaknya sih) studio itu, tahu2 nanya, "Adiknya ya mbak?" sambil nunjuk Angie. Dan terkaget-kagetlah dia waktu tahu bahwa Angie adalah anakku. LOL. Dia bilang, "Well ...kalo mbak punya anak, pantasnya anaknya yang baru berumur 5 tahun deh." wakakakaka ... thanks for the compliment. :D

 

Trus, jadilah aku dan Angie ambil yang vertikal 3 kali. So, kita bisa berdiri waktu difoto. Biar Abangku bisa liat perutku. wakakakaka …

 

Dari SWAGAYA, aku dan Angie makan siang di McDonald's, Angie udah pengen makan spicy burger sejak hari Minggu yang lalu.

 

Dari McD, aku masih punya waktu luang sekitar 2 jam, aku ajak Angie onlen di warnet langgananku. Sebentar lagi, i will go offline. Harus masuk kantor. Angie akan menungguiku. She will have her own class at 5-7pm later.

 

After that, we will go home. :)

 

Besok kemana lagi yah aku dan Angie? si kembar yang nyokap anak yang jaraknya 23 tahun? huehehehe ...

 


 

Tuesday, September 05, 2006

Satu saat dulu



Dari kantor aku langsung mampir ke warnet ini. Biasa, to check my mailboxes and blogs. Sebelum meninggalkan kantor, seorang rekan kerja bercerita tentang seorang anak dari English for Elementary class (untuk anak-anak SD) yang belum dijemput juga oleh orang tuanya. Kelasnya usai jam 5 sore, sedangkan waktu itu jam 7. Aduh ...
Aku langsung ingat suatu hari dulu ketika Angie masih SD. Aku lupa tepatnya jam berapa. Waktu itu, aku selalu menjemputnya dari sekolah sekitar jam 13.00. Siang itu ada yang sedang kukerjakan yang membuatku tidak bisa menjemput Angie tepat waktu. Aku terlambat menjemputnya hampir satu jam! Dalam perjalanan, aku menangis, merasa begitu bersalah karena telah membiarkannya menungguku dalam waktu yang sangat lama. (NOTE: belum kenal dunia handphone waktu itu, masih terlalu mahal untuk kantongku. :))
Airmataku terus mengalir sampai aku berada di depan sekolah Angie. Sesampai di sana, kudapati Angie sedang duduk di tembok di dekat pintu gerbang sendirian, tersenyum sangat manis padaku, dan menyapa, "Hello Mama ..." Tidak ada kata-kata marah atau apa, atau pun sekedar bertanya, "Kenapa sih Mama jemputnya terlambat?" Dan aku semakin menangis, karena merasa semakin bersalah.
Sampai sekarang, Angie sudah duduk di bangku kelas 1 SMA, dan dia tetaplah semanis yang dulu, yang tidak pernah marah kepadaku. Mungkin juga karena aku pun tidak pernah marah sekalipun padanya.
Children learn from their parents how to behave, right?
JDC 19.50 050906