Monday, October 22, 2007

Angie and Pocahontas




“Mama, nanti tolong pinjamkan VCD POCAHONTAS di Lestat ya Ma. Ada tugas dari sekolah?”
Itu adalah sms yang Angie kirimkan beberapa minggu yang lalu.
“Kalau Lestat punya Sayang, ntar Mama pinjamkan. Mama juga mau nonton. Soalnya di rental yang di Puspowarno ga punya. Beberapa tahun lalu Mama nyari kesana ga ada.” Itu sms jawabanku.
Dan ternyata Lestat VCD/DVD rental tempatku menjadi member tidak punya VCD “Pocahontas”, yang dimiliki hanya “Pocahontas 2”. Angie semula tidak mau pinjam, namun aku bilang, “It’s okay honey. Let’s rent it. We will look for the story of Pocahontas in the internet, and then combine it with the story in “Pocahontas 2”.
Sesampai rumah, Angie langsung nonton “Pocahontas 2” yang ternyata membuatnya bingung. “Angie ga bisa bayangin ceritanya bagaimana Mama. Harus nonton dari yang pertama dulu.”
Akhirnya aku buka-buka buku THE NORTON ANTHOLOGY OF AMERICAN LITERATURE. Aku baca pas bagian John Smith, salah satu the first settler di Amerika Serikat di awal abad ke 17, sekitar tahun 1620-an. Ada sedikit cerita tentang Pocahontas tatkala dia dan rakyatnya membantu John Smith survive in that wilderness.
*****
Angie dan kelompoknya mendapatkan tugas dari guru Bahasa Inggrisnya untuk mementaskan cerita “Pocahontas”. Mementaskan di sini maksudku tidak hanya bermain di atas pentas, namun merekamnya menggunakan handycam. Untungnya salah satu teman di kelompoknya mendapatkan DVD POCAHONTAS, sehingga Angie dan teman-temannya pun menonton bareng, termasuk VCD POCAHONTAS 2 yang kusewa dari Lestat, untuk mendapatkan gambaran what the story is like.
Kemudian mereka berbagi tugas. Dua anak membuat naskah “Pocahontas” ala mereka. Kemudian mereka menyerahkan naskah itu kepada Angie, sembari berkata, “Bilangin Nyokapmu agar diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dong.” Wah ...  “Jangan lupa, bilangin agar pilihan kata dan grammarnya jangan terlalu canggih, ntar ketahuan kalau naskah itu bukan bikinan kita.” LOL.
Kenyataannya hari Senin 8 Oktober lalu, sepulang dari kursus Bahasa Inggris, (sekitar pukul 21.00, karena mampir dulu ke warnet, trus mampir ke “permak jeans”, baru balik ke rumah, mana hujan deras banget malam itu, yang membuat busi motorku terciprat air banjir dan mogok 10 hari setelah itu), Angie langsung nongkrong di depan monitor desktop sehingga aku mengetik/membaca artikel menggunakan the cutie. I made her a cup of hot nescafe. Angie menerjemahkan naskah yang dibuat temannya ke dalam Bahasa Inggris sendiri, tanpa merepotkanku. Hanya sesekali bertanya beberapa kosa kata, atau grammar.
Sekitar pukul 23.30 aku sudah teler sedangkan Angie masih bekerja di depan desktop. Setelah mematikan the cutie, aku langsung menempatkan diri di pojok, memeluk guling dan pamitan ke Angie, “Mama udah ga kuat Sayang. Mama bobo duluan ya?” Aku pikir tentu ga lama lagi Angie akan nyusul tidur, karena dia kan ga betah melek sampai malam?
Sekitar pukul 02.30 aku terbangun, dan terkejut melihat Angie yang tetap dalam posisi yang sama sebelum aku jatuh tertidur: duduk di depan monitor, mengetik, sesekali memelototi kertas berisi naskah berbahasa Indonesia yang dia letakkan di samping monitor, sambil sesekali juga chatting lewat hape menggunakan fasilitas ‘MXIT” yang akhir-akhir ini populer melanda anak-anak remaja di Indonesia. Oh God, I felt so guilty, to let my Lovely Star work all alone. “Honey ... belum bobo dari tadi?” teriakku.
Dengan tenangnya, Angie menjawab, “Belum Ma. Lah teman-teman minta naskah ini sudah jadi besok. Kita mau latihan di sekolah sekitar pukul 09.00.”
Namun akhirnya sekitar pukul 03.00, Angie beranjak ke tempat tidur, berusaha mengistirahatkan mata dan tubuhnya sejenak sebelum akhirnya kubangunkan pukul 03.30 untuk makan sahur.
Seusai sahur, Angie tidur, setelah sempat mengeluh, “Kerjaan belum selesai. Angie sudah capek dan ngantuk. Ah, Angie mau bobo dulu.”
Akhirnya sekitar pukul 05.00-06.30 aku menyelesaikan menerjemahkan naskah itu.
Angie bangun sekitar pukul 06.45 setelah alarm di hape berbunyi. Dia langsung duduk di depan monitor komputer lagi, siap melanjutkan pekerjaannya. Namun, sebelum ‘nyawanya berkumpul lagi’, LOL, aku bilang padanya, “I have finished it honey. It’s done now.”
Angie menatapku dengan bengong (belum benar-benar bangun dia kayaknya LOL), but then smiled, didn’t say anything. Namun dari sorot matanya aku tahu, she wanted to say, “Thanks a lot Mama. You are the best.” Cie ... LOL.
*****
Minggu pagi 21 Oktober 07 aku sedang bersiap-siap berangkat berenang tatkala aku iseng membaca sms di hapeku. Ada sms dari teman Angie untuk mengajak berkumpul di sekolah sekitar pukul 07.00 karena mereka akan berangkat menuju Gedong Songo untuk pengambilan gambar drama POCAHONTAS. Sehari sebelumnya Angie dan beberapa temannya sudah ke sana, hunting tempat-tempat untuk pengambilan gambar.
“Angie mau pergi lagi hari ini?” tanyaku, retorika. LOL.
Angie yang masih molor cuma mengangguk.
“Mama pengen berenang nih. Gimana?”
“Yah ... ga ada yang ngantar Angie ke sekolah dong Ma? Angie sama teman-teman janjian ketemuan di sekolah pukul 07.00, trus berangkat bersama-sama ke Gedong Songo.”
Setelah sempat bingung sejenak, apakah aku akan memanjakan keegoisanku untuk berangkat berenang, atau mengalah to stay home dan mengantar Angie ke sekolah, akhirnya I made up my mind: kutanggalkan baju berenangku dan menyalakan desktop.
Mengetik sedikit di diary, main game sebentar, kemudian menyiapkan sarapan Angie setelah dia usai mandi.
Sekitar pukul 07.00 aku mengantarnya ke sekolah. Seorang teman Angie wanti-wanti, “Janjian kumpul di sekolah jam 07.00 ya Ngie? Jangan telat loh!”
Kenyataannya, aku harus menemani Angie menunggu teman-temannya kurang lebih 40 menit di depan gedung sekolah agar Angie ga perlu merasa menjadi seperti “anak ilang”. LOL.
Pulang dari mengantar Angie ke sekolah, I made a cup of cold cappuccino, karena meskipun masih pagi, udara di Semarang sudah terasa hangat, sebelum akhirnya menjadi panas di siang hari.  Then, balik ke kamar, nongkrong lagi di depan monitor desktop.
Dan inilah hasil my ‘humming’ about Angie and Pocahontas. LOL.
Btw, beberapa minggu lalu waktu Angie meminta sumbangan ide untuk menulis paper di tempatnya kursus bahasa Inggris, dengan iseng aku bilang, “Hubungan antara Pocahontas dan sejarah berdirinya negara Amerika Serikat...”
Angie langsung manyun. LOL. Dan aku bilang, “Well, your class teacher will comment, ‘Ini sih Bu Nana banget!!!’” LOL.
“Atau ini Sayang ... ‘Keberadaan pusat wisata kuliner Waroeng Semawis sebagai salah satu upaya pembauran etnik di Semarang’ ...”
Angie pun tambah manyun. Hahahahaha ...
PT56 09.20 211007

No comments: