Friday, July 07, 2023

Accidentally Solo!

 


Pada hari Sabtu 24 Juni 2023, out of the blue, aku dan Angie dolan ke Solo.

 

Kami meninggalkan rumah sekitar pukul 9 pagi. Perjalanan lancar, alhamdulillah. Angie sempat mengajak mampir di satu mini market di daerah Tengaran untuk beristirahat. (Aku ingat ada Candi Klero di daerah ini, tapi aku lupa di sebelah mana kita harus belok kiri jika mau mampir. Jadi? Ya ga mampir lah kita. Hihihi …)

 

 


Tujuan pertama kami adalah De Tjolomadoe, satu eks Pabrik Gula yang sudah direnovasi sedemikian rupa sehingga menjadi satu destinasi wisata yang cukup menarik dan edukatif. Kami sampai di sini pukul 12.30. Aku ke sini pertama kali di tahun 2018, saat berdua dengan Ranz bersepeda dari Semarang menuju Solo, untuk bergabung dengan event ultah Seli Solo Raya. Waktu itu gratis masuknya. Beberapa bulan kemudian, aku dengar kabar bahwa pengunjung ditarik tiket seharga Rp. 25.000,00 jika ingin masuk ke dalam gedung. So? Ya sudah, aku tidak kepengen masuk lagi, kan sudah pernah sebelumnya.

 

Mengapa kali ini aku mengajak Angie masuk ke De Tjolomadoe? Ya jelas karena Angie belum pernah ke sini. Dan, waktu Ranz mengajakku mampir ke sini beberapa bulan lalu untuk berfoto-foto di luar gedung, aku berpikir pasti Angie suka juga kuajak mampir untuk berfoto-foto di sini. Dan, ternyata saat Angie aku tawari apakah dia mau masuk ke dalam gedung, dia sangat antusias. So? Kami pun masuk ke dalam gedung. Tiket masuk Rp. 40.000,00 per orang.

 




Setelah masuk, aku baru ngeh, ternyata ada 'museum' dengan segala pernak-perniknya yang sangat menarik di dalamnya, satu hal yang dulu di tahun 2018 belum ada. Dari penjelasan yang ada, aku baru ngeh satu hal penting dari eks Pabrik Gula ini adalah bahwa De Tjolomadoe adalah pabrik gula pertama di Nusantara yang dibangun oleh orang pribumi, yakni Mangkunegara IV di tahun 1861. sebelumnya tentu sudah ada pabrik gula lain, namun pabrik-pabrik lain ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.

 

Bagi yang belum pernah masuk ke museum De Tjolomadoe, apalagi jika anda mengaku sebagai salah satu penggemar museum, masuk lah, you're gonna love this museum too!

 



 



Aku dan Angie makan siang di café Besali di dalam museum. Karena sudah telanjur kelaparan. Padahal semula aku pengen mengajak Angie makan di RM Kusumasa** yang legendaris di kota Solo itu. Usai makan siang, kami masih foto-foto di luar gedung.

 

Sekitar pukul 15.30 kami merasa cukup puas. Aku menawari Angie apakah akan langsung ke Omah Prahu -- Waduk Cengklik, atau kami ke rumah Ranz terlebih dahulu. Aku yang kepengen ke Omah Prahu di sore hari karena ingin mendapatkan moment memotret sunset di Waduk Cengklik. Jika kami langsung ke sana, kami bakal perlu menunggu kurang lebih 2 jam. Cukup lama juga. Akhirnya, kami pun meluncur ke kota Solo terlebih dahulu, untuk 'check in' di rumah Ranz di kawasan Jongke.

 

Sesampai sana, ternyata Ranz sedang ngegym di fitness center tempat dia telah latihan sejak Oktober 2020.  Fitri yang katanya juga akan ke rumah Ranz malah sedang makan di RM Kusumasari.

 

Akhirnya menjelang pukul 17.00 aku dan Angie memutuskan untuk berangkat ke Omah Prahu, berdua saja. Sebenarnya, Fitri sendiri ke Solo hari itu untuk menghadiri satu event yang diselenggarakan di Mangkunegaran. Jadi, pasti dia ga bisa ikut dolan ke Omah Prahu.

 



 



Di Omah Prahu, seperti yang telah kami perkirakan, bakal susah untuk mendapatkan tempat duduk yang strategis untuk bisa membidik sunset. Tapi, eh, belum sampai lokasi, sang matahari sudah bersembunyi di balik mendung. Apa boleh buat? Untunglah tak lama kami berdua bingung how to get a seat, saat adzan maghrib berkumandang, ada beberapa orang yang buru-buru menyelesaikan makan mereka dan meninggalkan tempat duduk mereka. So? Aku dan Angie segera gercep untuk duduk.

 

Karena perut masih lumayan kenyang setelah makan di Besali Café, di Omah Prahu kami hanya makan satu piring nasi dan uborampenya berdua. Tapi, khusus untuk Angie sendiri, dia aku ambilkan pepes ikan nila yang cukup besar ukurannya. Kami ga sempat berfoto-foto karena rasanya ga nyaman foto-foto dengan begitu banyak orang di sana. Fotonya pasti 'bocor'! Wkwkwkwk …

 

Pukul 19.00 kami berdua sudah kembali ke rumah Ranz. Setelah itu, aku menemani Ranz 'nyusu' di kedai susu segar langganannya.

 

Minggu 25 Juni 2023

 

Sekitar pukul 07.00 Ranz sudah siap jalan-jalan ke CFD bersama Deven keponakannya. Karena aku tidak tahu -- Ranz ga bilang dia mau ke CFD -- aku ga ikut. Aku, Angie dan Fitri sarapan ke RM soto Hj. Fatimah sekitar pukul 07.15.

 

Sekitar pukul 08.45 kami berempat -- aku, Angie, Fitri dan Ranz -- sudah siap meluncur ke The Heritage Palace. Aku, Angie dan Ranz naik taksi online, sedangkan Fitri naik motor sendiri. Dia akan langsung pulang dari The Heritage Palace.

 

Apa acara kami di The Heritage Palace? Tentu saja HANYA foto-foto doang. Hoho … kali ini kami hanya beli tiket outdoor Rp. 30.000,00. Angie tidak tertarik untuk masuk ke bagian 'indoor' yang aku bilang isinya museum 3 dimensi. Oh ya, seperti saat aku dan Ranz dolan ke sini bulan Mei lalu, kami berempat makan siang di resto THEE CULTUR.

 


 

Setelah maksi, Fitri pulang ke Semarang. Kami bertiga masih lanjut foto-foto. Sekitar pukul 13.00 kami pulang ke Jongke. Satu jam kemudian, aku dan Angie sudah meluncur menuju Semarang.

 

Well. Nampaknya kapan-kapan aku akan mengajak Angie dolan ke Solo lagi. Hoho …

 

PT56 20.38 07/07/2023

 











No comments: