Wednesday, October 19, 2016

Rafting di Sungai Elo - Magelang

“There will always be the first time in doing ‘anything’.”

Bagi para pembaca ‘setia’ blogku, tentu jargon yang kutulis di atas tak asing lagi. well, seiring usiaku kian mendewasa – bukan ‘menua’ lho ya lol – tentu kian banyak ‘anything’ dalam jargon itu yang terjadi dalam hidupku, sejak seseorang mengatakan hal itu kepadaku 12 tahun yang lalu.

Kali ini aku ingin bercerita tentang keikutsertaanku ‘piknik’ bersama Angie dan kawan-kawan kerjanya.

(Jadi ingin menulis sekitar setahun yang lalu waktu Angie lulus kuliah, seseorang menyelamatiku sambil bertanya, “Kapan mantu, Miss?” Kujawab, “Gampang ... itu nanti-nanti saja. Yang penting Angie ngajak nyokapnya dolan dulu.” :D Akhirnya, kesampaian, eh? Meski “hanya” ke Magelang.)

Minggu 9 Oktober 2016

Setelah menyaksikan Angie yang sempat galau apakah dia akan ikut ‘outing’ kantornya atau tidak selama beberapa minggu, lol, aku menawarkan diri apakah nyokapnya boleh ikut waktu dia sempat ‘galau’ akan duduk di samping siapa dalam bus nanti. LOL.

Pukul 5 pagi lebih 2 menit di hari Minggu pagi 9 Oktober 2016 itu kita berdua telah sampai di kantor Angie yang terletak di Jalan (arteri) Sukarno – Hatta. Aku sempat heran melihat kawan-kawan kerjanya yang juga telah banyak yang datang. Mereka tipe ‘on time’ ternyata. (atau karena sehari sebelumnya mereka membuat janjian “Siapa yang belum datang jam 5, ditinggal saja.” Ya? Maka mereka on time? LOL.)
Bus yang akan kita tumpangi pun segera datang. Sekitar pukul 05.15 semua telah duduk manis dalam bus, dan bus pun berangkat.

Perjalanan lancar.

ARUNG JERAM SUNGAI ELO

Kita sampai di “Kampung Ulu Resort” sekitar pukul 07.30. disana sudah lumayan banyak rombongan yang akan ikut arung jeram di sungai Elo berdatangan.
Kita ngantri sambil foto-foto.

abaikan yang masuk di frame sebelah kiri :p

Mungkin sekitar pukul 08.00 kita mulai diangkut ke lokasi dimana kita akan memulai petualangan arung jeram kita. Di titik kumpul yang terletak kurang lebih 12 kilometer dari “Kampung Ulu Resort” itu penuh sesak dengan para peserta arung jeram. Semua dipersilakan memilih ‘vest’, helm, dan alat dayung yang tersedia. Kemudian semua mendengarkan instruksi beberapa pemandu. Dinyatakan bahwa arung jeram di Sungai Elo sangat aman bagi para pemula karena jeramnya tidak begitu berbahaya. Bla bla bla ... aku tidak mendengarkan dengan seksama karena di tahun 2014 aku pernah ikut arung jeram di Telaga Waja – Karangasem Bali waktu field trip bareng anak-anak kelas 11 & 12. LOL. It was exciting! Not dangerous at all. J

Rombongan kita yang terdiri dari 28 orang dibagi dalam 5 ‘boat’. Ada 6 orang dalam ‘boat’ yang kutumpangi bersama Angie. Di ‘boat’ lain ada yang hanya terisi 3 atau 4 orang karena berat badan mereka ada yang lumayan ‘ekstra’. LOL.

salah satu jeram dekat tempat kita beristirahat di tengah-tengah rafting

Jarak arung jeram yang kita arungi sekitar 12 kilometer, kata pemandu. Pemandu yang ada di boat yang kutumpangi mengaku bernama ‘Komeng’, dan ternyata usilnya (mungkin) sama dengan komedian yang menggunakan ‘Komeng’. :D meski usil, tentu dia sangat bertanggung-jawab dengan keamanan kita semua. Menurut pengakuannya, dia telah bekerja sebagai pemandu arung jeram selama 7 tahun.
Well, mau tidak mau, tentu aku membandingkan pengalaman arung jeram kali ini dengan arung jeram di Telaga Waja 2 tahun lalu. Hasilnya? Sungai Elo benar-benar diperuntukkan bagi para pemula! Tidak satu jeram pun yang kita lewati yang membuatku merasa perlu berteriak untuk melepaskan ketegangan. Biasa saja. Rasanya malah seperti main-main air di kolam yang panjang, lol.

Ada satu rest area yang disediakan oleh pengelola, di kilometer 6, setengah dari jarak yang kita tempuh. Disini, kita mendapatkan air kelapa muda dan beberapa makanan kecil. Kita beristirahat disini selama kurang lebih 10 – 15 menit.

Dan ... seperti waktu arung jeram di Telaga Waja, jarak 12 kilometer pun terasa sangat cepat berlalu saat sang pemandu mengatakan, “Nah, di ujung sana, petualangan kita berakhir.” Rasanya? Pengen ngulang lagi dari awal! Hahahahah ...
Pukul 11.30 kita telah kembali ke “Kampung Ulu Resort”. Kita mandi di tempat-tempat yang telah disediakan disini.

Pukul 13.00 kita menikmati hidangan berupa nasi pecel plus ayam goreng, dan tahu tempe goreng. Ada teh panas manis yang tidak kental untuk minum kita.

CANDI BOROBUDUR

Tujuan kedua adalah Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari “Kampung Ulu Resort”. Sebelum ini aku berkunjung ke Candi Buddha terbesar di dunia ini awal tahun 2015, bersepeda bersama beberapa kawan dari Semarang. Sedangkan Angie terakhir kali kesini, kalau tidak salah tahun 1998, piknik kantor. LOL.

Kita mulai masuk area Taman Wisata Candi Borobudur sekitar pukul 14.22. kita diberi waktu kurang lebih 1 jam.


Cuaca mulai mendung saat itu, itulah sebabnya aku meminta Angie membawa payung yang telah kita sediakan.

Seperti biasa, Borobudur ramai pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. ‘Panitia’ dari kantor Angie berinisiatif menyewa kereta sehingga kita tidak perlu berjalan kaki lumayan jauh dari pintu masuk hingga pintu terdekat menuju candi. Padahal aku sempat bilang ke Angie ingin menyewa sepeda. Namun karena di tempat persewaan sepeda tak terlihat sebuah sepeda pun, ya aku ngikut naik kereta. And you know, Angie juga lebih memilih naik kereta ketimbang bersepeda. LOL.


Aku dan Angie menapaki dari teras pertama, mengikuti arah untuk ‘pradaksina’ yang disediakan pengelola candi, meski tidak memutar penuh. LOL. Kemudian naik ke teras yang berikutnya. Ada beberapa titik yang sedang dipugar, batu-batu hitam yang nampak sangat hitam dipasang untuk mengganti beberapa batu-batu yang mungkin memang sudah harus diganti, demi keamanan pengunjung. Batu-batu itu tentu nampak sangat baru, dibanding batu-batu lain yang masih asli. Tapi, tidak apa-apa. Yang penting, Candi Borobudur tetap berdiri megah, tetap bisa dipijak ribuan atau bahkan puluhan ribu pengunjung setiap hari dengan aman.


Menjelang pukul 15.00 saat aku dan Angie berada di puncak, kita mulai merasakan tetes-tetes gerimis. Dengan bergegas kita turun agar tidak kehujanan, meski kita telah sedia payung.


Tatkala kita menapaki ‘lorong’ kios-kios yang menjual berbagai macam cinderamata, hujan mulai turun.

Kita sampai bus sekitar pukul 15.20.

Sampai pukul 16.00 bus yang kita tumpangi masih di tempat parkir bus. Banyak teman kerja Angie yang belum balik ke bus. LOL. Mungkin karena turun hujan, mereka memilih berteduh entah dimana.

Kita meninggalkan lokasi itu pukul 16.30 menuju Jogja.

Rencana tujuan selanjutnya adalah Malioboro, tempat kita bakal belanja oleh-oleh. Sementara itu hujan tetap turun dengan deras.

Bus sudah masuk daerah Sleman, jelang pukul 18.00 ketika si ‘panitia’ menawari kita membatalkan rencana belanja di Malioboro, dan balik arah ke Semarang, setelah mengambil oleh-oleh ‘bakpia’ yang telah dipesan. Semua setuju.

Sekitar pukul 20.00 kita mampir di satu warung bakso dan mie ayam di kawasan Salaman, kalo tidak salah.

Kita sampai di kantor Angie sekitar pukul 23.00. Kita berdua sampai rumah dengan selamat sekitar pukul 23.15.

Next time, ajakin Mama dolan lagi ya Yang? :D

LG 15.34 18/10/2016 

No comments: