“There will always
be the first time in doing ‘anything’.”
Bagi para pembaca
‘setia’ blogku, tentu jargon yang kutulis di atas tak asing lagi. well, seiring
usiaku kian mendewasa – bukan ‘menua’ lho ya lol – tentu kian banyak ‘anything’
dalam jargon itu yang terjadi dalam hidupku, sejak seseorang mengatakan hal itu
kepadaku 12 tahun yang lalu.
Kali ini aku ingin
bercerita tentang keikutsertaanku ‘piknik’ bersama Angie dan kawan-kawan
kerjanya.
(Jadi ingin menulis
sekitar setahun yang lalu waktu Angie lulus kuliah, seseorang menyelamatiku
sambil bertanya, “Kapan mantu, Miss?” Kujawab, “Gampang ... itu nanti-nanti
saja. Yang penting Angie ngajak nyokapnya dolan dulu.” :D Akhirnya, kesampaian,
eh? Meski “hanya” ke Magelang.)
Minggu 9 Oktober
2016
Setelah menyaksikan
Angie yang sempat galau apakah dia akan ikut ‘outing’ kantornya atau tidak
selama beberapa minggu, lol, aku menawarkan diri apakah nyokapnya boleh ikut
waktu dia sempat ‘galau’ akan duduk di samping siapa dalam bus nanti. LOL.
Pukul 5 pagi lebih 2
menit di hari Minggu pagi 9 Oktober 2016 itu kita berdua telah sampai di kantor
Angie yang terletak di Jalan (arteri) Sukarno – Hatta. Aku sempat heran melihat
kawan-kawan kerjanya yang juga telah banyak yang datang. Mereka tipe ‘on time’
ternyata. (atau karena sehari sebelumnya mereka membuat janjian “Siapa yang
belum datang jam 5, ditinggal saja.” Ya? Maka mereka on time? LOL.)
Bus yang akan kita
tumpangi pun segera datang. Sekitar pukul 05.15 semua telah duduk manis dalam
bus, dan bus pun berangkat.
Perjalanan lancar.
ARUNG JERAM SUNGAI ELO
Kita sampai di “Kampung
Ulu Resort” sekitar pukul 07.30. disana sudah lumayan banyak rombongan yang
akan ikut arung jeram di sungai Elo berdatangan.
Kita ngantri sambil
foto-foto.
abaikan yang masuk di frame sebelah kiri :p |
Mungkin sekitar
pukul 08.00 kita mulai diangkut ke lokasi dimana kita akan memulai petualangan
arung jeram kita. Di titik kumpul yang terletak kurang lebih 12 kilometer dari
“Kampung Ulu Resort” itu penuh sesak dengan para peserta arung jeram. Semua
dipersilakan memilih ‘vest’, helm, dan alat dayung yang tersedia. Kemudian
semua mendengarkan instruksi beberapa pemandu. Dinyatakan bahwa arung jeram di
Sungai Elo sangat aman bagi para pemula karena jeramnya tidak begitu berbahaya.
Bla bla bla ... aku tidak mendengarkan dengan seksama karena di tahun 2014 aku
pernah ikut arung jeram di Telaga Waja – Karangasem Bali waktu field trip
bareng anak-anak kelas 11 & 12. LOL. It was exciting! Not dangerous at all.
J
Rombongan kita yang
terdiri dari 28 orang dibagi dalam 5 ‘boat’. Ada 6 orang dalam ‘boat’ yang
kutumpangi bersama Angie. Di ‘boat’ lain ada yang hanya terisi 3 atau 4 orang
karena berat badan mereka ada yang lumayan ‘ekstra’. LOL.
salah satu jeram dekat tempat kita beristirahat di tengah-tengah rafting |
Jarak arung jeram
yang kita arungi sekitar 12 kilometer, kata pemandu. Pemandu yang ada di boat
yang kutumpangi mengaku bernama ‘Komeng’, dan ternyata usilnya (mungkin) sama
dengan komedian yang menggunakan ‘Komeng’. :D meski usil, tentu dia sangat
bertanggung-jawab dengan keamanan kita semua. Menurut pengakuannya, dia telah
bekerja sebagai pemandu arung jeram selama 7 tahun.
Well, mau tidak mau,
tentu aku membandingkan pengalaman arung jeram kali ini dengan arung jeram di
Telaga Waja 2 tahun lalu. Hasilnya? Sungai Elo benar-benar diperuntukkan bagi
para pemula! Tidak satu jeram pun yang kita lewati yang membuatku merasa perlu
berteriak untuk melepaskan ketegangan. Biasa saja. Rasanya malah seperti
main-main air di kolam yang panjang, lol.
Ada satu rest area
yang disediakan oleh pengelola, di kilometer 6, setengah dari jarak yang kita
tempuh. Disini, kita mendapatkan air kelapa muda dan beberapa makanan kecil.
Kita beristirahat disini selama kurang lebih 10 – 15 menit.
Dan ... seperti
waktu arung jeram di Telaga Waja, jarak 12 kilometer pun terasa sangat cepat
berlalu saat sang pemandu mengatakan, “Nah, di ujung sana, petualangan kita
berakhir.” Rasanya? Pengen ngulang lagi dari awal! Hahahahah ...
Pukul 11.30 kita
telah kembali ke “Kampung Ulu Resort”. Kita mandi di tempat-tempat yang telah
disediakan disini.
Pukul 13.00 kita
menikmati hidangan berupa nasi pecel plus ayam goreng, dan tahu tempe goreng.
Ada teh panas manis yang tidak kental untuk minum kita.
CANDI BOROBUDUR
Tujuan kedua adalah
Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari “Kampung Ulu Resort”. Sebelum ini
aku berkunjung ke Candi Buddha terbesar di dunia ini awal tahun 2015, bersepeda
bersama beberapa kawan dari Semarang. Sedangkan Angie terakhir kali kesini,
kalau tidak salah tahun 1998, piknik kantor. LOL.
Kita mulai masuk
area Taman Wisata Candi Borobudur sekitar pukul 14.22. kita diberi waktu kurang
lebih 1 jam.
Cuaca mulai mendung
saat itu, itulah sebabnya aku meminta Angie membawa payung yang telah kita
sediakan.
Seperti biasa,
Borobudur ramai pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. ‘Panitia’ dari
kantor Angie berinisiatif menyewa kereta sehingga kita tidak perlu berjalan
kaki lumayan jauh dari pintu masuk hingga pintu terdekat menuju candi. Padahal
aku sempat bilang ke Angie ingin menyewa sepeda. Namun karena di tempat
persewaan sepeda tak terlihat sebuah sepeda pun, ya aku ngikut naik kereta. And
you know, Angie juga lebih memilih naik kereta ketimbang bersepeda. LOL.
Aku dan Angie
menapaki dari teras pertama, mengikuti arah untuk ‘pradaksina’ yang disediakan
pengelola candi, meski tidak memutar penuh. LOL. Kemudian naik ke teras yang
berikutnya. Ada beberapa titik yang sedang dipugar, batu-batu hitam yang nampak
sangat hitam dipasang untuk mengganti beberapa batu-batu yang mungkin memang
sudah harus diganti, demi keamanan pengunjung. Batu-batu itu tentu nampak
sangat baru, dibanding batu-batu lain yang masih asli. Tapi, tidak apa-apa.
Yang penting, Candi Borobudur tetap berdiri megah, tetap bisa dipijak ribuan
atau bahkan puluhan ribu pengunjung setiap hari dengan aman.
Menjelang pukul
15.00 saat aku dan Angie berada di puncak, kita mulai merasakan tetes-tetes
gerimis. Dengan bergegas kita turun agar tidak kehujanan, meski kita telah
sedia payung.
Tatkala kita
menapaki ‘lorong’ kios-kios yang menjual berbagai macam cinderamata, hujan
mulai turun.
Kita sampai bus
sekitar pukul 15.20.
Sampai pukul 16.00
bus yang kita tumpangi masih di tempat parkir bus. Banyak teman kerja Angie
yang belum balik ke bus. LOL. Mungkin karena turun hujan, mereka memilih
berteduh entah dimana.
Kita meninggalkan
lokasi itu pukul 16.30 menuju Jogja.
Rencana tujuan
selanjutnya adalah Malioboro, tempat kita bakal belanja oleh-oleh. Sementara
itu hujan tetap turun dengan deras.
Bus sudah masuk
daerah Sleman, jelang pukul 18.00 ketika si ‘panitia’ menawari kita membatalkan
rencana belanja di Malioboro, dan balik arah ke Semarang, setelah mengambil
oleh-oleh ‘bakpia’ yang telah dipesan. Semua setuju.
Sekitar pukul 20.00
kita mampir di satu warung bakso dan mie ayam di kawasan Salaman, kalo tidak
salah.
Kita sampai di
kantor Angie sekitar pukul 23.00. Kita berdua sampai rumah dengan selamat
sekitar pukul 23.15.
Next time, ajakin
Mama dolan lagi ya Yang? :D
LG 15.34 18/10/2016
No comments:
Post a Comment