DOLAN
TAWANGMANGU 2018
Setiap aku menginjakkan kaki ke satu destinasi wisata, aku selalu ingin
kembali lagi dengan mengajak Angie. Satu lokasi yang tak perlu menunggu waktu
lama bagiku untuk kembali lagi dengan mengajak Angie adalah Pantai Klayar. Aku dan Ranz bersepeda
ke Klayar – Pacitan bulan Agustus 2013, aku kembali lagi bersama Angie dan Ranz
awal bulan Oktober 2013. Aku mengajak Angie ke Lasem bulan Mei 2015; sebelum itu aku kesana dengan Ranz sekitar
bulan September 2014. Not that long. J
Aku mengunjungi Tawangmangu di akhir tahun 2011. Namun butuh waktu tujuh
tahun kemudian bagiku untuk balik lagi dengan mengajak Angie serta. :D Better
late than never lah yaaa. :D (Taman Nasional Baluran dan Tana Toraja, entah
kapan bisa kukunjungi lagi dengan mengajak Angie. J)
Jumat 5
September 2018 ~ hari pertama
Satu ‘blessing in disguise’ ketika Fitri – sobat Angie sejak masih duduk di
bangku SMP kelas dua – memutuskan untuk kembali ke Semarang setelah (mencoba)
bekerja di Banyuwangi beberapa bulan. Mengapa? Akan mudah mengajak Angie dolan
keluar negeri, eh, luar kota jika ada Fitri. Hihihi … Selama ini kita dolan
berempat: Angie memboncengkan aku, sedangkan Fitri memboncengkan Ranz, sang
penunjuk jalan/pembaca peta nan handal. :D
Jumat itu kita meninggalkan rumah sekitar pukul 13.30, menuju Solo. Ranz
menunggu kedatangan kita disana. Jadi kita meninggalkan Semarang hanya bertiga:
aku membonceng Angie, Fitri sendirian. Perjalanan cukup lancar sampai Angie
merasa tangannya kesemutan hingga butuh istirahat. Ini kita sampai di kota
Salatiga. Aku mengajak Angie dan Fitri mampir ke satu minimarket tempat aku,
Ranz, Tami, dan Pakde Dije juga mampir ketika kita bersepeda menuju Solo di
tahun 2015 untuk menghadiri jamboree sepeda lipat nasional kelima. Waktu aku
bersepeda lewat sini hanya berdua dengan Ranz, bulan Mei 2018, malah tidak
mampir kesini. J
Setengah jam kemudian, kita bertiga melanjutkan perjalanan. Aku ingat, dari
sini, kita hanya butuh melewati satu tanjakan lagi. Setelah itu trek tinggal
menurun landai. (hahaha … bahkan ketika naik sepeda motor pun, yang ada di
benakku adalah tanjakan! LOL.)
Setelah melewati Kartasura, memasuki jalan Slamet Riyadi – Solo, jalanan
padat merayap. Hwaduh … tumben nih Solo macet. Apa karena itu sudah lebih dari
jam empat sore ya, jam orang-orang pulang kantor? Untung kita masih bisa
mlipir. (untungnya naik sepeda motor, bukan mobil.) Pukul 16.35 kita sampai
rumah Ranz di kawasan Jongke – Laweyan dengan selamat. Alhamdulillah … Saatnya
istirahat.
Menjelang pukul tujuh malam, kita keluar. Aku mengajak ke Galabo, pusat
kuliner mereka yang bertamu ke Solo. Eh, padahal kalo aku sendirian ke Solo,
Ranz ga pernah mengajakku kesini. LOL. Tapi karena aku mengajak Angie, dan
kebetulan ada moda transportasi yang bisa mengantar kita kemana-mana, ya kesempatan
kita dolan ke Galabo dong yaaa.
Di Galabo, aku pesan kwetiau goreng. Dan pilihanku ternyata benar,
kwetiaunya enak banget! Ranz memesan rica-rica bebek yang dia makan tanpa nasi.
J Angie memilih nasi goreng, sedangkan Fitri ingin mencoba
sate buntel. Sate buntel ini adalah sate kambing. Lantas bedanya dengan sate
kambing biasa apa dong? Googling saja yaaa. J
Usai makan, kita sempat jalan-jalan sebentar di kawasan situ. Kemudian kita
berputar ke arah keraton, naik motor. Sempat berfoto-foto juga sebentar disini.
Ranz sempat mengajakku mampir ke satu toko helm untuk mengganti kaca helm yang
kupakai. Setelah lebih dari pukul Sembilan malam, kita menuju jalan Slamet
Riyadi untuk berfoto-foto dengan background graffiti yang cukup ngehits.
Pukul sepuluh malam kita telah sampai di Wedangan Pak Basuki. Saatnya
bagiku untuk menikmati teh nasgitel Pak Basuki yang telah kondang ke seluruh
negeri, eh, seluruh Jawa Tengah, eh, seluruh Karesidenan Surakarta. J Presiden Jokowi pernah mampir kesini lho. J Pukul sebelas malam kita telah kembali ke rumah Ranz.
Saatnya kita beristirahat.
Sabtu 6
Oktober 2018 ~ hari kedua
Aku sedikit khawatir, terus terang, jika Angie membawa kebiasaannya kesini:
tidak bisa bangun pagi. LOL. Pukul enam pagi aku mandi dan mempersiapkan diri.
Ternyata pukul tujuh, Angie dan Fitri sudah siap melanjutkan perjalanan. Bagus
laaah. :D
Aku berniat mengajak mampir ke satu warung waralaba soto Mbok Giyem di
kawasan Karanganyar, tempat aku dan Ranz pernah mampir beberapa kali saat
bersepeda ke arah sini. Namun ternyata jam 7 itu Ibunda Ranz sudah selesai
masak untuk sarapan. Ranz mengajak kita sarapan di rumah saja. Ya terima kasih
banget dong, kita bisa lumayan ngirit. LOL. Meski ini berarti aku tak bisa
menikmati lezatnya soto Mbok Giyem.
Belum ada pukul delapan pagi kita sudah dalam perjalanan menuju arah
Karanganyar. Perjalanan lancar hingga di pusat Kabupaten Karanganyar, Fitri
mengajak berhenti untuk membeli BBM. Kebetulan tak jauh dari situ ada
minimarket, aku pun mampir untuk membeli permen. Sebenarnya aku bukan penikmat
permen; namun dalam perjalanan begini, mengulum permen dalam mulut cukup
membuatku lebih alert ketimbang mulut
dalam keadaan kosong.
Melewati pertigaan Karangpandan dengan naik sepeda motor rasanya amazing,
lol, aku (dan Ranz) lewat pertigaan ini tiga kali dengan naik sepeda soalnya.
Desember 2011 ke Tawangmangu; pulangnya mampir ke Candi Cetho dan Candi Sukuh.
Dari terminal Karangpandan kita naik bus karena rem Snow White rusak waktu itu.
Januari 2013 kita bersepeda ke Candi Cetho; sedangkan ke Candi Sukuh bulan
Oktober 2013.
Kita melewati terminal Tawangmangu (dalam kondisi segar bugar, tidak
seperti 7 tahun lalu, aku teler berat, lol) sekitar pukul setengah sepuluh. Aku
mulai alert untuk memilih mau menginap dimana. Aku tidak ingin menginap di
penginapan yang sama yang kita inapi 7 tahun lalu. :D Ga butuh waktu lama,
waktu melihat WISMA
YANTI, aku langsung jatuh cinta. Aku pun meminta Angie belok ke arah
wisma itu. Penginapan ini terdiri dari satu lantai dengan bentuk rumah-rumah
yang pernah ngetren di decade 1970-an di daerah Semarang. Dindingnya berwarna
putih, ada pintu masuk di sebelah kanan dan depan, juga jendela yang terletak
di samping pintu. Ketika kita datang, semua kamar masih terpakai. Namun oleh si
penjaga, kita dijanjikan bahwa kamar akan sudah siap saat jam check in, sekitar
pukul 13.00. kebetulan semua kamar disewa satu perusahaan dan Sabtu siang itu
mereka semua akan check out.
Setelah memilih kamar yang mana yang akan kita inapi, dan memberi uang
muka, kita melanjutkan perjalanan. Aku mengajak ke Cemoro Kandang, karena
penasaran tanjakan kesini seperti apa. Kawan-kawan pesepeda yang telah mencapai
daerah situ merasa sangat bangga, soalnya. :D
Dari Wisma Yanti, kita terus melanjutkan perjalanan ke atas, sekitar 10
kilometer, sampai ada tulisan CEMORO KANDANG di sisi kiri arah kita datang.
Oke, tanjakannya cukup menantang, apalagi jika kita membawa tas pannier. Hihihi
… Namun karena kali ini kita naik sepeda motor, ya gampang lah ya. Apalagi
untuk aku dan Ranz yang tinggal duduk manis di boncengan. LOL. Setelah foto-foto,
aku mengajak mampir ke satu warung makan; kita sudah butuh minum dan ngemil
sesuatu. Aku pesan teh panas dan seporsi sate ayam dan lontong. Angie dan Fitri
sama-sama pesan satu porsi mie instan rebus, dan kopi putih. Ranz memesan
pisang coklat.
Karena Cemoro Kandang ini terletak di ketinggian, kita pun merasa
kedinginan, apalagi ketika angin berhembus. Aku telah mengenakan jaket yang
menurutku cukup tebal, namun tetap lah aku kedinginan. Hihihi … Untung sebelum
kesini aku sempat berpikir untuk meninggalkan jaket di Wisma Yanti, namun ga
jadi.
Dari Cemoro Kandang, kita menuju Bukit
Sekipan. Clue yang diberikan oleh Ranz, Bukit Sekipan adalah Bumi
Perkemahan. Untuk menuju kesini, trek yang kita lewati turunan yang cukup
curam. Duh, langsung terbayang kalau kesini naik sepeda, baliknya menuju
penginapan, kita harus nelangsa gowes nanjak. LOL. Tanjakan tidak berhenti
sesampai di Tawangmangu, karena jika
kita akan menuju ke satu destinasi wisata, kita masih kudu menapaki tanjakan.
LOL.
Ternyata tanggal yang kupilih untuk dolan juga dipilih oleh banyak orang
untuk melakukan hal yang sama. :D Di Bukit Sekipan banyak rombongan yang sedang
mengadakan reuni atau pun acara-acara lain. Bisa dibayangkan di tempat parkir
terlihat banyak bus/mobil. Banyak orang terlihat mengenakan kaos ‘seragam’. Di
satu lokasi yang dipakai untuk kemah, terlihat beberapa tenda telah terpasang.
Kita berempat hanya jalan-jalan menikmati hehijauan dan foto-foto tentunya.
Areanya tidak terlalu luas, sehingga kita tidak perlu berjalan jauh.
Sekitar dua jam berikutnya kita telah menuju destinasi selanjutnya:
Grojogan Sewu. Atas saran si bapak penjaga Wisma Yanti, kita masuk Grojogan
Sewu lewat pintu masuk kedua. Untuk menuju kesana, kita harus melewati turunan
yang lumayan curam, untung permukaan aspalnya lumayan bagus. Dari pintu masuk
kedua ini, kita bisa menemukan satu jalan alternative menuju Telaga Madirda,
yang jika dilanjutkan kita akan sampai di Candi Sukuh. J
Jika masuk ke Grojogan Sewu lewat pintu masuk kedua, kita tidak perlu
melewati tangga yang jumlahnya sampai ratusan anak tangga. :D Dan tidak banyak
turis yang lewat sini sehingga tidak begitu penuh. Waktu menunjukkan pukul
setengah empat lebih ketika kita membeli tiket masuk. Oleh si penjaga kita
diberitahu bahwa kita harus sudah meninggalkan lokasi paling lambat jam lima
sore.
Musim kemarau tahun 2018 ini memang sangat panjang, sehingga bisa
dibayangkan air yang mengalir di grojogan itu tidak terlalu banyak. Dan karena
kita tidak membawa baju ganti, kita tidak nyemplung ke air yang terletak di
bawah grojogan. Kita hanya foto-foto secukupnya di lokasi ini. Sebelum pukul
lima sore ternyata kita telah kembali ke tempat parkir.
Dari Grojogan Sewu kita kembali ke penginapan, saatnya istirahat. Meski
naik motor, ternyata capeknya juga ga terlalu jauh berbeda dengan naik sepeda.
Eh, tentunya kalau naik sepeda, aku sampai klenger. Kekekekeke …
Sekitar pukul tujuh malam kita keluar untuk makan malam. Usai makan, Angie
dan Fitri kembali ke hotel naik sepeda motor, sedangkan aku dan Ranz memilih
berjalan kaki. Ranz ingin beli sate kambing yang di tahun 2011 dulu kita
nikmati. Sayangnya setelah kita sampai di tempat yang jualan sate kambing,
ternyata sate kambingnya sudah habis. Karena Ranz belum makan, kupaksa dia
membeli sate kambing di lokasi yang lain, meski katanya rasanya tidak senikmat
yang dia inginkan.
Minggu 7
Oktober 2018 ~ hari ketiga
Pagi ini kita mendapatkan sarapan berupa nasi goreng dari penginapan. Lumayan.
Oh ya, untuk menyewa dua kamar, kita membayar Rp. 450.000,00. Hari ini kita
hanya mengunjungi satu destinasi: Taman Balekambang. Ada apakah disana?
Pertanyaan pertama bagiku sebenarnya adalah mengapa namanya sama dengan
ruang terbuka yang terletak tak jauh dari stadion Manahan – Solo ya? Aku suka
Taman Balekambang yang itu, tempat nongkrong gratis dan nyaman. Sampai sekarang
aku masih berharap di Semarang ada taman tempat nongkrong yang luas seperti
itu. J
Taman Balekambang yang terletak di Tawangmangu ini ternyata berupa taman
bermain anak-anak. Ada beberapa permainan anak buat mereka yang bersedia
mengeluarkan dana lagi. Sedangkan untuk orang dewasa yang berkunjung kesini,
pihak pengelola membangun miniature ikon-ikon mancanegara, seperti patung Miss
Liberty, Coloseum, Lapangan Tiananmen, Piramida dan Sphinx, dll. Cocok buat
yang suka selfi atau pun foto-foto rame-rame. :D
Kita kembali ke penginapan sekitar pukul setengah sebelas untuk packing,
kemudian check out. Sebenarnya aku pingin mampir ke Telaga Madirda, tapi aku
khawatir jika sesampai rumah Angie kelelahan. Ya sudah, usai check out, kita
langsung kembali menuju Solo.
Sesampai kota Solo, untuk makan siang, aku meminta Ranz mengantar kita ke
Warung Selat Mbak Lies yang kondang itu. Angie sudah pernah kuajak kesini,
sekian tahun lalu, namun bagi Fitri, ini adalah kunjungan pertamanya. Dan …
sudah cukup lama aku dan Ranz tidak ke Mbak Lies. J Setelah makan
siang, kita kembali ke rumah Ranz.
Kita meninggalkan rumah Ranz sekitar pukul satu siang, kembali ke Semarang.
Alhamdulillah perjalanan lancar. Kita sekali mampir di satu minimarket di
Salatiga untuk membeli minum dan beristirahat. Aku membeli permen untuk diemut
sepanjang perjalanan sebagai penahan kantuk. :D
Aku dan Angie sampai rumah sekitar pukul setengah lima sore.
Next time, kemana lagi yaaa? :D
Gizi 14.41 22Nov2018