Wednesday, March 13, 2024

Nyepi Holiday Day 1: Lokananta

Musik Indonesia, dari Masa ke Masa



Gegara melihat postinganku dolan ke Lokananta bulan Februari 2024, Fitri bilang ke Angie pengen berkunjung ke Lokananta juga. Sebenarnya yang pertama ingin ke Lokananta itu Lala, rekan kerja Angie. Tahun lalu Angie sudah menemani Lala ke Solo, mereka hanya dolan berdua saja, tanpa aku. Tapi karena sesuatu dan lain hal, mereka membatalkan rencana itu, mereka pergi ke tempat lain. 

 

 

10 Maret 2024 ~ Minggu

 

Fitri mengajak kami berangkat ke Solo naik KA Banyubiru. Well, sesekali ya gapapa lah, untuk pengalaman naik kereta. (Sudah cukup lama juga aku ga naik kereta api lewat jalur Grobogan - Sragen), meski kalau dihitung-hitung jika dengan naik travel, biaya yang kami keluarkan ya hanya beda sedikit.

 


Pukul 07.00 aku mengingatkan Angie untuk mendaftarkan diri di link pendaftaran Lokananta yang bisa kita dapatkan di akun IG Lokananta. Jam 07.15 kami memesan taksi online, yang baru datang 7 menit setelah itu. Untunglah perjalanan lancar, tidak ada kemacetan. Cuaca cukup cerah. Kami sampai stasiun Tawang sekitar pukul 07.35, kami turun di pintu masuk / tempat ada palang di mana pengendara kendaraan akan menekan tombol untuk mencatatkan jam kedatangan di tiket parkir. Aku mampir beli roti O terlebih dahulu untuk sarapan. Sampai di lobby jam 07.45, kami sudah dihimbau untuk masuk ke dalam. Aku buru-buru masuk sementara Angie masih menunggu kedatangan Fitri. Untunglah ketika aku sudah siap naik tangga untuk masuk gerbong 02, mereka berdua sudah berada di belakangku. Saat kami duduk, kereta berangkat. Really ON TIME. :)

 

masjid Syaikh Zayed yang sedang in di Solo

Perjalanan lancar dan kami sampai di stasiun Balapan sesuai jam yang tertera di jadual: 09.55. Keluar dari stasiun, Fitri mengajak mampir ke satu warung makan untuk sarapan. Aku dan Angie sudah sarapan di rumah, jadi kami hanya menemani, sambil ngemil satu biji tahu bakso.

 

Setelah itu, kami menimbang-nimbang untuk naik BST alias Bus Solo Transit, semacam Trans Semarang, menuju Kerten. Sebenarnya lebih mudah bagi kami untuk naik taksi online, tapi, Fitri mengajak naik BST, dan kupikir, gapapalah mencoba naik bus kota di Solo. Seumur-umur aku belum pernah je. Aku pun mengirim kabar ke Ranz. Belum ada 5 menit kami menunggu bus, Ranz menelpon bilang dia mau menjemput.

 


Menjelang pukul 11.00 kami sudah sampai di Lokananta. Kami langsung menuju ke halaman belakang Lokananta, foto-foto. Pukul 12.00 kami masuk. Tiket masuk naik limaribu rupiah, dibandingkan di bulan Februari.

 

Ternyata, ada satu ruangan baru yang belum dibuka di bulan Februari, namanya dari Ngak Ngik Ngok sampai Dheg Dheg Plas. Wahhh … mungkin itulah sebabnya harga tiket naik limaribu rupiah.

 

Setelah sesi bersama tour guide, kami bertiga masih berfoto-foto di beberapa ruangan. Ranz dan Deven ke luar, menunggu kami sambil jajan di halaman belakang Lokananta. Setelah kami bertiga selesai, Fitri memisahkan diri, dia menuju ke satu kedai kopi, entah aku lupa namanya. Semula aku mengajak Angie ke halaman belakang. Spaghetti yang kumakan di bulan Februari kemarin lumayan enak rasanya. Namun, ternyata kedai yang jualan spaghetti masih tutup. Aku pun mengajak Angie ke deretan kedai di depan.

 

dari dapur Oma, my lunch, Angie: sapi asap

Sawah*ta tempat aku dan Angie maksi

Pukul 15.00 kami sudah sampai rumah Ranz. Sementara itu, Angie dan Fitri lanjut dolan ke Pasar Klewer dengan pinjam motor mbak Niken.

 

Malamnya, kami makan di satu warung penyetan di dekat rumah Ranz. Setelah itu, Ranz menawariku apakah aku ingin ke pak Basuki namun perutku terlalu penuh, ga mampu lagi kuisi meski hanya segelas teh nasgitel yang yummy. Aku mengajak yang lain jalan-jalan sekedar menunggu isi perut untuk turun, sebelum balik ke rumah.

 


 















No comments: