SNBI = Sekolah Nasional Berstandar Internasional
Sejak ajaran tahun 2006/2007, SMAN 3 Semarang dipercaya untuk menyelenggarakan program SNBI. Tentu pemerintah tidak sembarang tunjuk untuk menyelenggarakan program ini, untuk di Salatiga yang terpilih adalah SMAN 1 Salatiga. Hanya sekolah terbaiklah yang dipilih oleh pemerintah untuk menyukseskan program yang cukup bergengsi ini. Masih ada beberapa sekolah lain lagi di Indonesia ini, but I didn't really pay attention to it.
Resiko dari SNBI pertama yang kurasakan adalah monthly school fee yang relatif mahal untuk ukuran sekolah negeri di Semarang. Angie harus bayar Rp. 150.000,00 perbulan. Karena Angie sering harus spend time sampe sore di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekskul ini itu, resikonya adalah aku harus memberinya uang saku tambahan untuk makan siang di sekolah (bandingin waktu aku masih SMA dulu, jarang banget aku makan siang di sekolah. Pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah, gak boleh lingering di manapun. Sesampe rumah, makan siang, kalo ada acara lagi di sekolah, baru berangkat lagi.)
Fasilitas yang diterima Angie. Ruang kelas ber-AC. Setiap kelas dilengkapi oleh LCD.
"Resiko" yang harus dihadapi Angie. Lima pelajaran disampaikan dalam Bahasa Inggris--Mathematics, Physics, Chemistry, Economics, and Biology. Satu mapel--TIK--juga disampaikan dalam Bahasa Inggris karena guru pengampu barusan lulus kuliah S2 dari Australia. LOL. (Angie and her friends complained about this to me. LOL.) Nilai minimal dianggap lulus adalah 75. Kurang dari itu? Harus ambil REMEDY. Dan, menurut hasil UHT (Ulangan Harian Terstruktur???) kemarin, dari 16 mapel, Angie harus mengambil remedy 9 mapel. LOL. LOL.
Banyak teman sekolah Angie yang diomeli orang tuanya karena hasil UHT yang jeblok. Dan seperti biasa, aku adem ayem saja, buat apa juga ngomel? Angie sendiri tentu lelah dan kecewa dengan hasil itu. Kenapa pula harus kutambahi dengan omelan? Satu hal yang pasti, ketika mengejar untuk diterima di SMAN 3 Semarang, dan tahu bahwa mulai tahun ini diberlakukan SNBI, Angie harus sudah tahu resikonya bahwa dia tidak bisa take things as easy as when she was at junior high school. She has to work hard.
Perenunganku adalah apa tujuan pemerintah ketika launching program SNBI ini? Untuk mencetak generasi mendatang yang lebih cakap untuk menjawab tantangan globalisasi di masa depan? Hanya dengan menyampaikan kelima mapel itu dalam Bahasa Inggris, yang pada prakteknya justru menimbulkan confusion? Sang guru yang belum tentu capable dalam Bahasa Inggris dan dipaksa untuk mengajar dalam Bahasa Inggris? Para murid yang tambah bingung untuk memahami apa yang disampaikan oleh sang guru yang belum capable to speak English? LCD yang belum aku ketahui apakah benar-benar difungsikan secara maksimal untuk membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan ekskul? Kecuali ruang ber-AC yang membuat siswa nyaman berada di kelas (Semarang is too damned hot!!!), sehingga diharapkan bisa lebih berkonsentrasi ke guru yang sedang mengajar di kelas, asal tidak menjadi mengantuk saja. LOL.
Masih terlalu dini untuk mengukur seberapa keberhasilan/kegagalan program SNBI ini. Tapi seperti biasa ketika ada satu program pendidikan baru, siswa yang sering menjadi korban, orang tua siswa juga.
jdc 18.48 200906
No comments:
Post a Comment