Tatkala Angie sakit ...
1. tiba-tiba aku menjadi penyanyi, karena dia memintaku menyanyi untuknya.
Waktu Angie kecil, aku memang sering meninabobokkannya dengan menyanyi. Aku malah tidak pernah membacakan dongeng untuknya sebagai pengantar tidur.
Hari minggu kemarin tiba-tiba dia memintaku menyanyikan lagu “Yogyakarta” milik KLA. Di tengah aku menyanyikan lagu ini, tiba-tiba Angie nyeletuk, “Sayang Angie tidak diterima di UGM ya Ma? That makes us different. I was studying in the same Junior High as you used to do. Now I am studying at SMA 3, your almamater too.”
I was broken-hearted. I was just speechless.
Tapi kemudian Angie nyeletuk lagi, “Tapi, eh, TK dan SD kita beda kok ya Ma?”
I smiled and commented that even my kindergarten was gone decades ago. LOL. She forgot that she did not really want to follow my step. I majored in ‘Bahasa’ when I was at senior high, karena kecintaanku pada English. Angie did not like this major so she majored in ‘IPA’. Dia juga menolak mentah-mentah untuk mengambil jurusan ‘English Department’ untuk kuliah. Karena my ‘eloquence’ lah akhirnya aku berhasil merayunya untuk memilih ‘English Department’ pada pilihan ketiga di UNDIP. Untungnya dia diterima di pilihan pertama, karena dia bilang, “I would hate to be accepted at this third choice of mine.” LOL.
2. dia melakukan satu hal yang dulu waktu masih kecil selalu dia lakukan sebelum tidur.
Can you guess what? Memegang telingaku dan memainkannya. Saking terbiasanya dengan telingaku yang mungil dan tipis ini, dia menolak ‘bermain’ telinga orang lain, misal bokapnya, atau tante-tantenya, atau bahkan Omanya. Dulu waktu dia masih ‘ngedot’, dia akan sangat anteng kalau sembari ngedot, tangannya yang satu menjewer-jewer kupingku, heavenly habit for her, I guarantee. LOL.
3. gosip Angie dirawat di rumah sakit.
Hari Jumat 1 Mei lalu aku sms seorang teman untuk menggantikan aku mengajar karena Angie sakit typhoid. Tak lama kemudian, seorang teman menelponku, “Bu Nana, Angie dirawat di rumah sakit mana? Teman-teman pengen tahu nih.”
Thank God sang dokter tidak menyarankan Angie dirawat di rumah sakit. Dia cuma pesan agar Angie tidak meninggalkan tempat tidur; makan yang lembut-lembut sebangsa bubur; tidak boleh makan makanan yang pedas dan kecut.
Kenyataannya: Angie malah bosen tiduran di kamar, sehingga dia pun pindah-pindah ke kamar tantenya (dua tante), kamar Omanya, kamar pakdenya (yang kebetulan berada di Semarang, dirawat oleh keluarga sendiri, diterapi latihan menggerak-gerakkan tubuh oleh keluarga sendiri, dll). Selain itu, dia ogah banget makan bubur. Saran dokter yang dipatuhi hanyalah tidak makan makanan pedas dan kecut. Payah. Minum obat saja sering dia muntahkan keluar lagi.
Gosip Angie dirawat di rumah sakit pun beredar di komunitas b2w Semarang. Kebetulan ada event FUN BIKE di Semarang pada tanggal 3 Mei. Berhubung aku tidak bisa ikut, aku pamitan di milis dengan alasan, “Angie sakit typhoid.”
Pada tanggal 3 Mei itu, sekitar pukul 09.30 seorang teman menelpon, bertanya Angie dirawat di rumah sakit mana, teman-teman mau menengok. Wedew. Angie dirawat di rumah saja. Tak lama kemudian, serombongan teman-teman b2w pun datang ke rumah. Triyono, pak Ketua, ditemani Eka, Yoni, Arif Tyo, Riu, Fery, dan Yoni. Ipoet dan Maya menyusul sambil membawakan anggur dan jeruk yang uenak, sayangnya yang bisa menikmati yang sehat nih.
4. pertama kali aku membolos mengajar. Selama ini seingatku hampir tidak pernah—atau belum pernah sama sekali—aku tidak masuk kerja dengan alasan, “Angie sakit.” How very unprofessional, menurutku sendiri. Kali ini aku membolos 5 hari. Sebabnya adalah, di pagi hari (pukul 07.00 sampai 15.00) aku telah meninggalkan Angie di rumah dirawat tantenya dan Omanya.
Dulu waktu aku masih mengajar di sebuah uni swasta, aku tidak perlu ngantor 8 jam sehari. Cukup aku ke kantor sebentar, memberi tugas kepada mahasiswa. Kemudian di sore hari, aku masih bisa berangkat mengajar di English course tempat aku bekerja sejak tahun 1996. Jadi tidak ada cerita Nana membolos bekerja karena Angie sakit.
PT56 19.27 050509
No comments:
Post a Comment