Saturday, December 16, 2023

Alissa Rosi Sativa

 

foto lawas: ki-ka Ochi, Ade, Angie

Pagi ini, Sabtu 16 Desember 2023, saat aku sedang sibuk di dapur sekitar pukul 07.00, Angie -- yang semalam tidur di kamarku, bukan di kamarnya sendiri -- mendatangiku, menangis sejadi-jadinya. Aku yang bingung tidak tahu apa yang membuatnya menangis, hanya bisa memeluknya. Selama beberapa menit, aku tidak berani bertanya what went wrong, sambil mengira-ira apa yang menyebabkannya menangis seperti itu.

 

Hingga tiba-tiba aku ingat seorang sahabat Angie saat SMA, Ochi, yang selama kurang lebih 7 bulan terakhir sakit, berulang kali keluar masuk rumah sakit. Awalnya, karena bagian ujung paha kirinya bengkak berisi air. Penyebabnya tidak jelas. Karena itu, Ochi harus menjalani operasi, mengeluarkan air itu. Saat Angie menengok -- Angie ga tega menengok saat Ochi masih di rumah sakit, jadi dia menunggu sampai kondisi Ochi membaik dan pulang ke rumah -- Ochi sudah dalam kondisi jauh lebih sehat, dan bisa bercerita bahwa tubuhnya terasa lebih enakan setelah operasi. Penyebab bengkaknya paha itu tidak dimengerti.

 

Beberapa bulan berlalu. Ochi memberi kabar ke Angie kalau gantian paha kanannya yang membengkak. Berita ini disusul dengan info bahwa Ochi harus menjalani kemo. Kok kemo? Apa Ochi kena kanker? Ochi tetap tidak memberitahu Angie dengan jelas sakitnya apa. Dia pun sempat ganti dokter untuk mendapatkan second opinion. Kabar 'baik'nya adalah Ochi merasa lebih segar tubuhnya setelah menjalani kemo. Ya syukurlah ya.

 

Beberepa bulan kemudian, Ochi mengabari HB-nya turun drastis, jauh di bawah normal. Tantenya Angie -- adik ragilku -- juga pernah mengalami BH turun drastis, penyebabnya waktu itu ada infeksi saluran kencing yang dialami adikku. Ochi bertanya apa yang perlu diminum / dikonsumsi untuk menormalkan HB-nya itu. Saat itu, Ochi kembali dirawat di rumah sakit.

 

Seperti Angie yang kadang tidak berani bertanya kepada Ochi bagaimana kabarnya, aku pun ga berani bertanya ke Angie apakah ada kabar terbaru dari Ochi.

 

Dan begitu saja, ketika aku memeluk Angie yang masih menangis tersedu-sedu, aku mendengar Angie menyebut nama, "Ochi Ma …"

 

Kata orang bijak, tidak pernah ada kata 'terlalu cepat' atau 'terlalu lambat' saat kematian datang. Akhirnya saat itu datang menghampiri Ochi. Angie terakhir berbincang dengan Ochi sekitar seminggu yang lalu, Angie bertanya via WA bagaimana kabarnya. Dua hari kemudian Ochi baru sempat membalas, dia bilang dia barusan kemo lagi. Kali ini, kemo yang harus Ochi jalani membutuhkan waktu 3 hari! Tentu Ochi lelah, itu sebab saat membalas WA Angie, dia bilang, "maaf ya Nji, aku ga bisa ngobrol banyak, aku masih lemes." dan Angie pun tidak bisa membayangkan sakit yang diderita Ochi seperti apa ketika harus menjalani semua proses pengobatannya.

 

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Ochi. Pulanglah ke haribaan Allah dengan tenang. You will be dearly remembered by good friends of yours.

 



1 comment:

Nana Podungge said...

sore ini membaca postingan Angie di IG tentang Ochi, aku malah menangis. Angie menulis, "aku masih gemeter, masih sedih, tapi gapapa. yang penting kamu ga sakit lagi, Chi."

sesak dadaku membacanya. :(

Sabtu 16 Desember 2023, 16.57