Finally, I got a chance to take Angie to Banyuwangi! YAY!
Menjelang akhir tahun 2023, aku sudah kepikiran untuk mengajak Angie ke Banyuwangi, meski belum yakin apakah Angie bisa ambil cuti dari kantornya. Rencana ini gagal ketika Ranz ngecek ketersediaan seat KA Sritanjung, padahal itu masih awal bulan Desember.
Menjelang akhir bulan November 2024, aku mengajak Ranz membahas ini lagi. Seperti setahun sebelumnya, kami perlu membahas bla bla bla. Ranz ngecek ketersediaan seat KA, Ranz sempat menenangkanku bahwa masih ada seat. Namun, ketika kami baru akan meyakinkan diri akan beneran berangkat, sekitar tanggal 24-25 Desember, Ranz mengabari bahwa kami lagi-lagi kehabisan tiket. Dan bulan November belum usai, lol. KA Sritanjung memang bisa dikatakan adalah salah satu kereta favorit, mengingat harganya yang sangat terjangkau.
Awal Januari 2025, aku mengamati tanggal merah. Wah! Ada kesempatan mewujudkan keinginan dolan ke Banyuwangi nih, ketika aku melihat ada 2 tanggal merah nyaris berurutan, yakni tanggal 27 dan 29, plus tanggal 28 dijadikan 'cuti bersama'. It was perfect!!! Ranz pun segera berburu tiket, dan alhamdulillah kali ini kami mendapatkan! Meski kami harus berangkat satu hari sebelum jadual yang kami rencanakan karena tiket KA di hari Sabtu 25 Januari itu sudah habis.
Day 1 Jumat 24 Januari 2025
Aku dan Angie meninggalkan rumah pukul 04.40 menuju pool shuttle Ara***. Alhamdulillah pagi itu tidak turun hujan, setelah hampir seminggu hujan turun sejak Subuh. Shuttle yang kami tumpangi meninggalkan pool jam 05.05. Perjalanan lancar, shuttle yang kami naiki sampai di pool Solo jam 06.45. sebelum berjalan menuju stasiun Purwosari, aku mengajak Angie ke warung nasi liwet di sebelah, untuk sarapan. Tapi, aku sarapan nasi liwet sendiri, Angie tidak berani makan masakan bersantan, khawatir kalau perutnya mules.
Kami sampai stasiun Purwosari sekitar pukul 07.15. Setelah Ranz dan Deven datang, kami masuk ke dalam peron sebelum pukul 07.30. sebelum KA Sritanjung datang, aku masih sempat membeli satu paket ayam goreng CF* untuk bekal dalam perjalanan. Sayangnya di stasiun Purwosari, tidak ada kedai roti yang beraroma kopi itu.
KA Sritanjung memasuki peron pukul 08.10, kami berempat -- bersama puluhan penumpang lain -- buru-buru masuk ke gerbong 2. Setelah kami masuk, kami terheran-heran melihat 'rak bagasi' di atas tempat duduk kami sudah penuh dengan tas-tas maupun carrier berukuran jumbo. Lalu di mana kami bisa meletakkan barang-barang kami? Kebetulan kami mendapatkan kursi yang satu deret 3 orang. Di pojok sudah ada 2 perempuan berukuran mungil telah duduk. Kami pikir, nampaknya tidak mungkin lah 2 perempuan itu yang membawa carrier berukuran jumbo itu. Di bawah kursi tempat kami duduk pun sudah ada satu carrier berukuran super panjang. Selain carrier itu, ada 2 koper berukuran mungil yang aku yakin pasti milik 2 perempuan itu.
Dengan bersungut-sungut, Ranz menata ulang tas-tas di rak di atas tempat duduk kami sehingga minimal kami bisa meletakkan 2 backpack yang kami bawa, 2 backpack lain lagi kita 'seselkan' di bawah tempat duduk, sedangkan koper berukuran sedang yang kubawa, diletakkan Ranz di dekat pintu masuk gerbong. Ranz menata sedemikian rupa, berjajar dengan beberapa carrier yang telah diletakkan di situ. Gile betul bawaan para penumpang ini.
(FYI, masing-masing dari kami berempat membawa satu backpack, sedangkan aku dan Angie juga membawa satu koper berukuran sedang. Selain itu, aku masih membawa satu tote bag berisi topi di mana di dalamnya juga kuselipkan jajanan. Ranz juga membawa satu tote bag ukuran cukup besar berisi jajanan dan air mineral.)
Sesampai stasiun Wonokromo, seorang penumpang datang meminta izin padaku untuk mengambil satu carrier yang dia letakkan di rak di atas tempat aku duduk, plus satu carrier yang dia letakkan di bawah kursi tempat Ranz dan Deven duduk. Kesempatan itu aku gunakan untuk menegurnya, "mas, kalau meletakkan tas bawaan itu di rak di atas tempat dudukmu sendiri, jangan di tempat lain, membuat susah orang lain meletakkan tas bawaan mereka."
Oh ya, kata 2 perempuan mungil yang duduk bareng kami bertiga, tiga orang laki-laki yang membawa carrier berukuran jumbo itu semula duduk di kursi tempat kami duduk. Waktu dua perempuan itu datang, akan mengklaim tempat duduk mereka, dengan enteng laki-laki itu bilang, "duduknya bebas saja mbak, di mana saja boleh."
ASTAGAAAH. APAKAH MEREKA BELUM PERNAH NAIK KERETA API SEBELUM INI?
Coba kalau aku dan Ranz yang 'dibegitukan', tentu akan kami beri pelajaran!!! Lol. Untunglah dua perempuan mungil itu dibantu orang lain yang duduk di kursi sekitar bahwa 3 laki-laki itu harus pindah dan duduk sesuai dengan nomor seat yang telah mereka beli!
Di perjalanan kali ini, aku malas keluar dari kereta meski aku tahu kereta akan berhenti cukup lama, terutama saat di stasiun Surabaya Kota, saat kereta api mengganti lokomotif. Beda saat kami pergi ke Bromo bulan Agustus 2023 lalu. Entahlah kali ini, aku hanya ingin duduk anteng saja di dalam kereta, kecuali jalan kaki ke toilet.
Setelah itu, alhamdulillah perjalanan lancar. Kami sampai di stasiun Banyuwangi Kota sesuai jadual: jam 20.15. Dari sana, kami naik taksi online menuju penginapan kami: DANNU'S HOMESTAY yang terletak di Jl. M. Husni Thamrin. Ranz memesan satu kamar berukuran cukup besar untuk kami berempat. Ada 4 bed berukuran 160 x 200, so bayangkanlah seberapa luas kamar itu. Kamar mandinya juga lumayan nyaman dengan toilet duduk dan tempat shower yang cukup luas.
Usai check in, aku dan Angie ke toko kelontong di seberang homestay untuk membeli air mineral. Di sebelah toko kelontong ada rumah makan Padang. Tapi waktu kami datang, rumah makan itu sudah tutup. Tak jauh dari situ, ada kios yang berjualan minuman kopi, teh dan beberapa jenis makanan. Untuk mengsi perutnya, Angie membeli sandwich. Aku beli 2, satu buat Angie, satu lagi buat Deven yang tadi di kereta bilang dia masih lapar.
to be continued.
No comments:
Post a Comment