Monday, July 30, 2007

Seorang Teman ...

Aku punya seorang teman yang begitu ingin anaknya tumbuh seperti Angie, a very understanding child who is not demanding to the parents. Salah satu “upayanya” (or whatever you call it) adalah dengan memberi anak perempuannya nama yang mirip dengan Angie, yakni Anggun, dengan nickname yang sama, Angie. Selain itu tentu saja dengan rajin bertanya-tanya kepadaku caraku membesarkan Angie menjadi an understanding child who is not demanding. Sayangnya aku sudah lupa apakah aku memang memiliki kiat-kiat khusus to “create” such a child, kecuali satu hal: tentu saja membesarkannya dengan penuh kasih sayang yang terbuka dan juga pengertian terhadapnya.


Hari Sabtu kemarin, 28 Juli 07 dia bercerita kepadaku bahwa dia telah melihat tanda-tanda yang bagus di diri Anggun alias Angie. Saat Anggun sakit, temanku memilih menggendong dia dan bukan adiknya yang baru berusia dua setengah bulan. Ternyata, secara mengharukan, Anggun yang baru berusia kurang lebih dua tahun terbata-bata mengatakan, “Adik ... adik ...” sambil menunjuk ke adiknya. Temanku menerjemahkannya sebagai, “Ibu menggendong adik saja.”

perhaps this pic was taken some time in 1993 - 1994


Mendengar cerita itu aku jadi ingat Angie kecil yang sangat posesif kepadaku. Suatu hari Angie kecil kuajak menengok seorang tetangga—sebaya denganku—yang baru saja melahirkan seorang bayi. Sembari ngobrol, aku sempat menggendong si bayi. Dan sebelum pulang, aku mencium si bayi.


Tanpa kusadari ternyata hal ini membuat Angie cemburu. Dalam perjalanan pulang, jalan kaki (jarak rumah kita tidak lebih dari 5 menit jalan kaki), Angie menolak kugandeng tangannya. Raut wajahnya menunjukkan rasa gusar dan marah yang membuatku heran, what’s up? Waktu akan kugendong, dia menolak dengan keras. LOL. Benar-benar membuatku heran.


Sesampai rumah, Angie tetap saja ngambek tatkala aku bercerita kepada adikku tentang Angie yang tanpa ba bi bu ngambek ga karuan apa yang dia inginkan. Waktu bercerita aku berusaha mengingat-ingat kronologis kejadian sore itu, sampai akhirnya aku menemukan jawabannya: Angie cemburu! Hahaha ...


Setelah tahu alasan yang membuat Angie ngambek, aku pangku dia, kupeluk dan kucium (pakai acara kejar-kejaran dulu di rumah, karena Angie masih berusaha menolakku LOL), dan kuajak dia bicara dari hati ke hati, semampuku bagaimana memberi dia pengertian bahwa tatkala Mamanya menggendong dan mencium bayi lain, itu bukan berarti Mamanya telah pindah ke lain hati. LOL. Setelah melihat rona wajah Angie lega, tidak lagi ngambek, aku pun ikut lega. LOL.


Temanku yang mendengarkan ceritaku betapa posesifnya Angie kecil pun heran, “Kok Angie kecil begitu?” jauh dari bayangannya tentang seorang anak yang penuh pengertian dan bukan seorang penuntut? LOL.


PT56 10.35 290707





 

No comments: